Emas Marah
Oleh Dahlan Iskan
jpnn.com - Ada pertanda-pertanda apa dengan harga emas yang mencapai rekor sepanjang masa Senin kemarin? Saya pun terbelalak.
Sejak Senin pagi saya terus mengikuti perkembangan baru harga emas itu. Sampai menjelang tidur malam.
Ketika bangun pukul 02.30 –Selasa dini hari– saya monitor lagi sekilas: apakah ada penurunan. Terutama setelah pasar di London ditutup kemarin malam (WIB).
Tidak ada penurunan. Berarti harga baru emas ini –USD 1.933 per ons– bukan karena kepanikan sesaat.
Harga baru emas ini bisa dipakai indikator bahwa keadaan ekonomi sangat rapuh. Pun untuk jangka yang tidak pendek.
Harga baru emas itu merupakan wujud puncak indikasi dari gejala menurunnya nilai tukar dolar. Penurunan nilai dolar itu karena indikasi akan terjadinya inflasi.
Sumber inflasi itu –Anda sudah tahu– banyak uang digelontorkan ke masyarakat yang tidak dikaitkan dengan peningkatan produksi. Penggelontoran itu terjadi untuk stimulus ekonomi dan untuk jaringan pengaman sosial.
Program itu digenjot karena pandemi Covid-19 tidak kunjung teratasi –terutama di Amerika Serikat. Yang tiap hari jumlah penderita barunya masih di atas 50.000 orang.