Emil Salim Kritik Pemindahan Ibu Kota, Cerita tentang Pak Harto
jpnn.com, JAKARTA - Emil Salim berharap Presiden Jokowi menerima kritik dan saran terkait pemindahan ibu kota. Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup di era Orde Baru itu mengatakan, pemerintah harus mengutamakan kepentingan terbaik bagi negara dan rakyat.
“Saya berposisi demikian, alasan pindah ibu kota menurut Bappenas saya anggap keliru. Maka saya merasa perlu untuk memohon pada Presiden mendengar pandangan lain,” katanya, Kamis (29/8).
Sebelumnya, pada sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (23/8), Emil mengatakan, jika Jakarta dianggap sudah tak layak menjadi ibu kota negara, ya mestinya diperbaiki. Tidak lantas memindahkan ibu kota.
Emil Salim mengatakan, saran dan kritik yang disampaikan pihak luar terhadap pemerintah, jangan diinterpretasikan sebagai upaya menentang pemerintahan. “Kalau ada beda pendapat dengan Bappenas, bukan berarti menentang pemerintah,” ujarnya.
Dia lantas membandingkan bagaimana Soeharto dengan legawa menerima kritik para ekonom mengenai kondisi perekonomian saat itu.
Dia bercerita, suatu ketika di hadapan sidang DPR, Soeharto mengeluarkan janji politik untuk tidak melakukan devaluasi rupiah. “Semua tepuk tangan,” ujar Emil.
BACA JUGA: Penjelasan Bupati Penajam Paser Utara soal Kabar Lahan Milik Prabowo Subianto
Namun, akibat janji tersebut berimbas pada menciutnya devisa negara. Nilai tukar rupiah tidak realistis. Salah satu jalan keluarnya rupiah harus dievaluasi.
Emil Salim mengingatkan Presiden Jokowi, dalam hal pemindahan ibu kota negara, harus menerima saran dan kritik dari masyarakat.
- Polemik Pemindahan Balai Kota, Ridwan Kamil: Mas Pram Membingungkan Masyarakat
- Jokowi Seharusnya Tidak Memanfaatkan Prabowo Demi Kepentingan Politik Pribadi
- Prabowo dan Jokowi Bertemu di Surakarta, Lalu Makan ke Angkringan
- Akbar Yanuar
- Mengintip Spesifikasi Mobil Maung Garuda yang Ditumpangi Prabowo dan Jokowi, Sangar
- Presiden Prabowo Bawa Bobby Tinggal di Istana Negara, Lihat Tuh