Emisi Gas Menurun Akibat Pandemi, Begini Reaksi Andi Akmal DPR
jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR RI asal Sulawesi Selatan II, Andi Akmal Pasluddin menilai penurunan emisi gas yang terjadi akibat pandemi hanya akan terjadi sementara saja. Ketika pandemi berakhir, lonjakan emisi akan drastis akibat normalnya penggunaan kendaraan bermotor, pesawat dan beroperasinya pabrik-pabrik.
"Penurunan Emisi gas ini sangat baik bagi lingkungan Bumi. Fenomena ini sejalan dengan pesan Kitab Suci, bahwa, Bersama Kesulitan ada Kemudahan. Pandemi yang begitu memukul seluruh aspek kehidupan manusia, secara bersamaan, ada jeda waktu Bumi memulihkan kemampuannya untuk melayani eksistensi kehidupan manusia," tutur Akmal dalam keterangan tertulis pada Selasa (15/12).
Mengutip Proyek Karbon Global (GCP), Akmal sangat terkesan dengan penurunan emisi gas rumah kaca global tahun ini sebanyak 7 persen, yang merupakan sebuah rekor. Ada perbaikan lingkungan skala dunia yang merupakan sinyal dari yang maha kuasa, bahwa kondisi ini perlu dipertahankan dengan inovasi penggunaan energi yang lebih ramah tanpa mengurangi produktivitas.
Penurunan 2,4 miliar metrik ton karbon dioksida (CO2) menurut Anggota Komisi IV dari FPKS ini memang secara produktivitas pergerakan manusia beserta instrumen yang aktif seperti pabrik-pabrik dan mesin-mesin sangat menurun drastis aktivitasnya. Ibarat manusia sedang berpuasa, Bumi diberi kesempatan untuk mereset lingkungannya terutama pada pengaruh emisi karbon yang ditimbulkan akibat aktivitas manusia.
“Saya berharap, KLHK sebagai lembaga yang menjadi inisiator untuk negara Indonesia, mempertahankan lingkungan yang baik ini dengan menggandeng berbagai lembaga negara agar seger melakukan perubahan penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan. Ini tidak dapat instan, tetapi kalau tidak dimulai akan terus menerus Bumi ini kehilangan kemampuannya dalam melindungi seluruh kehidupan makhluk hidup di atasnya," kata Akmal.
Legislator asal Sulawesi Selatan II ini menyoroti, bahwa potensi laut Negara Indonesia masih banyak yang perlu di eksplor termasuk blue energi. Karunia Sumber Daya Alam maritim yang dimiliki Indonesia sangat berlimpah dan belum tergarap optimal.
Garis pantai terpanjang di dunia hingga 108 ribu kilometer akan sangat relevan dalam mencukupi kebutuhan pangan dan energi rakyat Indonesia yang juga berpotensi menciptakan iklim lingkungan yang lebih ramah.
"Ke depannya, Digitalisasi sistem kehidupan manusia sudah sangat dekat dan menyeluruh secara global dunia. Teknologi ramah lingkungan ini mau tidak mau manusia harus masuk eranya untuk mempertahankan bumi sebagai tempat tinggalnya. Saya harap pemerintah Indonesia tidak ketinggalan pada masa peralihan ini,” tutup Andi Akmal Pasluddin.(fri/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Mengutip Proyek Karbon Global (GCP), Andi Akmal sangat terkesan dengan penurunan emisi gas rumah kaca global tahun ini sebanyak 7 persen.
Redaktur & Reporter : Friederich
- Usut Tuntas Kasus Penembakan Polisi di Solok Selatan: Menunggu Implementasi Revolusi Mental Polri
- DPR Dukung Penuh Menko Polkam Lindungi Pelajar dari Judi Online
- Cucun Hadiri Kolaborasi Medsos DPR RI dengan Masyarakat Digital di Lembang
- SHP Pemprov Bali Belum Dicoret dari Daftar Aset, Wayan Sudirta DPR Minta Penjabat Gubernur Taati Hukum
- Soal Dampak Green Bond, BNI Bisa Jadi Contoh dan Acuan Bagi Sektor Perbankan di Indonesia
- Melly Goeslaw: Revisi UU Hak Cipta Solusi Hadapi Kemajuan Platform Digital