Empat Bom Meledak saat Menko Hatta Rajasa Bertemu PM Irak Nouri Al-Maliky (1)
Dua Kali Getarkan Gedung, Bilateral Meeting Jalan Terus
Jumat, 15 Maret 2013 – 07:04 WIB
Setiap perempatan, pertigaan, check point, dijaga tentara bersenapan laras panjang. Di banyak sudut mobil tank, mobil antihuru-hara, panser, lengkap dengan senjata yang ditenteng oleh petugas yang berwajah serem. “Jangan mengambil gambar!” begitu bentak driver yang membawa saya dengan Land Cruiser putih yang sudah di desain anti peluru. Saya maklum, karena kalau sampai ketahuan tentara yang berjaga-jaga itu, bisa rumit urusannya. Bisa diambil kameranya, atau minimal dicopot memory card-nya.
Saya sempat mikir, mobil yang saya tumpangi ini memang anti peluru, Tidak tembus ditembak. Tapi kan tidak tembus bom? Kalau kena bom, rasanya berantakan juga ini mobil" “Saya sudah pesan, pokoknya balik dari Guest House, saya milih naik mobilnya Pak Dubes, yang warna putih. Karena Menlu Prancis delapan bulan yang lalu mobilnya kena bom yang ditempatkan di knalpotnya, dan tetap selamat,” aku Karen Agustiawan, Dirut Pertamina yang ikut bersama rombongan di Land Cruiser lain yang juga anti peluru.
Apa yang terjadi dengan empat bom itu" Ledakannya cukup nendang! Syaiful Anwar, staf KBRI menyebut, kaca-kaca di KBRI pecah berantakan. Ini kali pertama, sejak bom terakhir bulan Maret 2012 lalu menghajar Baghdad. Kala itu, tidak sampai pecah-pecah. “Kali ini, ledakan bomnya lebih keras, lebih merusak, dan makin mendekati Green Zone,” jelasnya.
Zona hijau atau Green Zone sendiri, sebenarnya sudah sangat luas, hampir sepertiga luasan Kota Bagdad. Kawasan ini dijaga superketat oleh tentara dengan kekuatan penuh dan peralatan yang canggih. Di area ini pula, kantor Kedutaan Amerika dan negara-negara Eropa berada. Jadi memang tidak sembarangan. Zona ini jadi sepi, karena penjagaan sangat berlebihan. KBRI itu berada di luar zona hijau ini, tetapi masih dekat dengan radius pengamanan.
PALING enak itu adalah “nggak tahu”, “nggak dengar” dan “nggak ngeri.” Karena, ketidaktahuan itu membuat kita
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara