Empat Bulan Hidup tanpa Jantung
Jumat, 21 November 2008 – 12:35 WIB
![Empat Bulan Hidup tanpa Jantung](https://cloud.jpnn.com/photo/uploads/berita/dir21112008/img21112008101731.jpg)
Foto : REUTERS/Joe Skipper
MIAMI - Keajaiban medis dialami D'Zhana Simmons. Remaja putri tersebut sukses melewati empat bulan episode kehidupannya tanpa jantung. Peran organ vitalnya itu diambil alih peranti pemompa jantung buatan Thoratec Corp yang bermarkas di Pleasanton, California. Sejak Juli, Simmons sudah menjalani dua kali transplantasi jantung. Musim semi lalu dia mengalami pembengkakan jantung. Otot jantungnya lantas menjadi terlalu lemah untuk memompa cukup darah. Khawatir terjadi hal-hal buruk, keluarga Anderson yang tinggal di Clinton, South Carolina, langsung menerbangkan Simmons ke Miami.
Selama 118 hari Simmons merasa menjadi ''manusia palsu''. Sebab, dia hidup tanpa jantung yang berdetak di dadanya. ''Kami tidak akan pernah tahu jika alat tersebut tidak berfungsi. Saya merasa aneh. Rasanya saya tidak benar-benar eksis, tapi ada di sini,'' papar gadis yang Sabtu nanti (22/11) genap berusia 15 tahun itu, seperti dikutip The Associated Press kemarin (20/11).
''Saya percaya bahwa semua ini adalah keajaiban,'' ujar Twolla Anderson, ibunda Simmons. Rabu (19/11), gadis pemalu itu diperbolehkan pulang setelah menjalani operasi transplantasi jantung di Holtz Children's Hospital, Miami. Dengan demikian, berakhir pulalah babak kehidupannya sebagai manusia palsu yang hidup tanpa jantung.
Baca Juga:
MIAMI - Keajaiban medis dialami D'Zhana Simmons. Remaja putri tersebut sukses melewati empat bulan episode kehidupannya tanpa jantung. Peran organ
BERITA TERKAIT
- Indonesia Kembalikan Kerangka 9 Tentara Jepang Era Perang Dunia II
- PBB Pastikan Tidak Ada Penarikan Personel dari Gaza
- Upaya Kudeta Gagal, Eks Panglima Angkatan Darat Langsung Ditangkap
- Amerika Rayakan Terbitnya Surat Penangkapan Pejabat Militer Rusia
- WN Jepang Ditusuk di Jiangsu, China Mengklaim sebagai Negara Teraman di Dunia
- Gelar Kompetisi Olahraga, PPI Munich Bangun Solidaritas Pelajar Indonesia di Jerman Selatan