Empat Bulan Hidup tanpa Jantung

Empat Bulan Hidup tanpa Jantung
Foto : REUTERS/Joe Skipper
Simmons lantas menjalani transplantasi jantung yang pertama. Sayang, operasi tersebut tidak sukses. Jantung barunya tidak bisa berfungsi normal. Bahkan, dia juga rentan gagal jantung. Karena itu, dua hari pascaoperasi, tim dokter kembali melakukan operasi. Mereka mengambil jantung yang dicangkokkan ke tubuh Simmons. Lantas, mereka menanam alat pemompa darah yang berfungsi sebagai jantung buatan untuk Simmons.

Empat bulan berikutnya Simmons kembali menjalani transplantasi. Selama jeda waktu operasi pertama dan kedua itu, gadis manis tersebut terpaksa menjadi ''manusia palsu''. Penanaman jantung palsu ke dalam tubuh remaja baru kali ini dilakukan. Biasanya, praktik semacam itu dilakukan kepada pasien dewasa. ''Selama lebih dari 100 hari tidak ada jantung di tubuh gadis ini? Sungguh luar biasa,'' tandas Dr Peter Wearden.

Menurut ahli bedah jantung di Children's Hospital of Pittsburgh itu, tim medis Miami sudah melakukan langkah besar yang cukup berisiko. Sebab, belum pernah ada pasien anak-anak yang hidup tanpa jantung seperti Simmons. Penggunaan jantung buatan kepada anak-anak sebenarnya juga masih menjadi kontroversi. Selama ini pemerintah federal hanya mengizinkan praktik itu dilakukan kepada orang dewasa.

Tapi, kasus Simmons telah membukakan mata para ahli medis. ''Di masa lalu, situasi yang dihadapi pasien remaja ini bisa mengantarkannya kepada kematian. Tapi, sekarang dokter punya satu pilihan lagi untuk menyelamatkan pasien jantung yang masih muda,'' papar Marco Ricci, direktur operasi bedah jantung anak-anak di University of Miami dalam wawancara dengan Reuters. (hep/ami)

MIAMI - Keajaiban medis dialami D'Zhana Simmons. Remaja putri tersebut sukses melewati empat bulan episode kehidupannya tanpa jantung. Peran organ


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News