Empat Contoh Pilihan setelah Krisis
Jumat, 26 Desember 2008 – 01:01 WIB
Tapi, orang seperti dia adalah orang yang sedikit ikut menikmati bubble (gelembung) ekonomi. Dia ikut menikmati kenaikan harga tanah yang panas bukan karena sinar matahari, tapi karena digoreng. Dia ikut mencicipi gorengan itu. Maka bisa dibayangkan berapa persen pertumbuhan ekonomi dari orang yang menggoreng.
Tanpa ada penggorengan, orang seperti dia juga tidak akan ikut menikmati. Jadi, kalau ada pertanyaan ke mana larinya uang-uang hasil penggelembungan ekonomi yang menyebabkan krisis itu, salah satu di antaranya jatuh kepada orang seperti anak buah saya itu. Tapi, dia hanya ikut menikmati sangat sedikit. Yang banyak adalah yang menggoreng itu.
Penggorengan akan sangat sukses kalau dilakukan di kota besar. Kian besar sebuah kota, kian dahsyat penggorengannya. Kian banyak juga hasil gorengan yang dinikmati. Kian kecil sebuah kota, kian sedikit ikut menikmati.
Apakah orang seperti anak buah saya itu sudah tergolong rakus yang kemudian menyebabkan krisis ini?
***
Contoh II
Kemarin malam, jam 03.00 pagi, saya ke percetakan Jawa Pos. Melihat proses pengiriman koran kepada agen-agen. Kali ini bukan karena saya harus bekerja keras, melainkan kangen saja pada apa yang saya lakukan 20–25 tahun lalu. Saya ngobrol dengan orang yang kerjanya mengangkut koran.
INILAH empat contoh pertumbuhan ekonomi yang saya ambil dari orang-orang dekat saya: Contoh I: Dia insinyur lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB),
BERITA TERKAIT