Empat Kali Dirampok, Nyaris Tewas di Laut Wakatobi
"Sekitar 950 eksemplar saya jual lewat Facebook. Sebanyak 50 buku lainnya saya bagikan kepada orang-orang dekat dan pihak-pihak yang berjasa atas terbitnya buku ini," ujar pria yang masih melajang itu.
Berbagai buku tentang Indonesia yang dibaca Ebbie itulah yang membuatnya penasaran untuk bertualang keliling dari Sabang sampai Merauke. Sayangnya, kebanyakan buku itu adalah karya orang luar. Masih jarang buku bikinan orang Indonesia.
"Kalaupun orang Indonesia yang buat, rata-rata tematik. Misalnya, tentang pantai atau heritage saja. Kenapa tidak ada yang membuat buku foto tentang Indonesia secara luas?'' ujarnya.
Rasa penasaran Ebbie memuncak pada 2004 sehingga membuatnya mengambil keputusan besar yang mungkin sulit dilakukan orang kebanyakan.
"Saya jual aset, kuras tabungan, bahkan menjual usaha yang sudah jalan. Saya ingin membuat buku tentang Indonesia,'' ungkapnya.
Keputusan Ebbie itu memunculkan pertentangan di internal keluarga. Sang ayah, Adnan Amir, adalah yang pertama menentang keputusan Ebbie tersebut. Sebab, kala itu Ebbie sudah memiliki usaha sendiri yang cukup sukses.
"Ayah bilang, saya ini gila. Sebab, usaha saya saat itu sudah menghasilkan pendapatan yang tidak sedikit,'' ujar Ebbie tanpa bersedia menyebutkan jenis usahanya tersebut.
Meski ditentang sang ayah, Ebbie tetap kukuh pada keputusannya. Dia lalu melakukan hal-hal yang ''tidak masuk akal'' untuk mengejar impiannya membuat buku fotografi tentang Indonesia itu.
MIMPI Ebbie Vebri Adrian untuk mendokumentasikan keindahan alam Indonesia patut menjadi inspirasi. Sembilan tahun berkeliling tanah air dan menjual
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408