Empat Kali Dirampok, Nyaris Tewas di Laut Wakatobi

Empat Kali Dirampok, Nyaris Tewas di Laut Wakatobi
Salah satu gaya Ebbie saat hunting objek di sebuah gua. Foto: Ebbie Vebri Adrian for Jawa Pos/JPNN.com

Pengalaman kedua terjadi pada 2012. Kala itu, Ebbie sudah mempersiapkan diri lebih baik dengan menyewa perahu yang dilengkapi lima mesin. Namun, malang. Setelah memotret sunset di Bukit Tomeya, dia mengalami kecelakaan. Motor yang ditumpangi bersama seorang dive master terperosok saat menuruni bukit. Dia mengalami luka parah di tangan dan kaki.

"Seminggu saya bed rest di rumah sakit. Untung masih selamat. Kamera saya juga selamat," imbuhnya.

Sebelum buku fotonya itu dicetak, Ebbie sebenarnya mendapat tawaran dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang bersedia mencetaknya. Hanya, syaratnya, buku tersebut tidak boleh diperjualbelikan.

"Buku itu mau dibagikan gratis ke pejabat. Untuk apa dibagikan terbatas buat mereka? Masyarakat Indonesia harus melihat buku saya. Saya bukan konglomerat, saya juga butuh uang untuk hidup," tegasnya.

Ebbie akhirnya memutuskan untuk mencetak sendiri bukunya. Karena itu, dia harus mengurai lebih dari 300 ribu foto untuk diseleksi. Proses layout pun dilakukan sendiri.

"Sebenarnya buku ini akan saya luncurkan pada Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober lalu. Tapi, pencetakannya molor sehingga dipilihlah baru pada Hari Pahlawan, 10 November, bisa dirilis," jelasnya.

Ebbie bangga akhirnya bisa meluncurkan buku foto tentang Indonesia itu. Namun, dia belum puas. Dia merasa baru sebagian kecil Indonesia yang sudah terjamah.

"Indonesia punya 17.508 pulau. Saya baru masuk 300-an di antaranya. Begitu pula di antara lebih dari 5.000 destinasi, saya baru masuk di 2.500 tempat. Sampai tua pun sepertinya tidak akan selesai," ujarnya menggambarkan.

MIMPI Ebbie Vebri Adrian untuk mendokumentasikan keindahan alam Indonesia patut menjadi inspirasi. Sembilan tahun berkeliling tanah air dan menjual

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News