Empat Mahasiswa Indonesia di Australia Pernah Bunuh Diri, Apa yang Bisa Dicegah?
Berasal dari keluarga yang saat itu memiliki masalah, Sandersan Onie asal Indonesia mengaku seringkali memiliki pemikiran negatif. Tapi keadaannya makin buruk ketika ia memutuskan pindah dan studi ke Australia di tahun 2015.
Masalah mahasiswa internasional
- Tekanan untuk sukses dan kesulitan uang menyebabkan banyak mahasiswa melakukan bunuh diri
- Data yang sebenarnya penting untuk mengidentifikasi masalah tidak dikumpulkan
- Halangan budaya, keuangan, dan bahasa jadi alasan mengapa mahasiswa tak mau meminta tolong
"Dalam sebulan saya bisa merasa tidak gembira sama sekali," Sandersan yang sekarang sedang menyelesaikan PhD di bidang psikologi di University of New South Wales (UNSW) di Sydney.
"Saat ketemu dengan teman-teman saya bisa penuh tawa, tapi tiba-tiba bisa langsung memiliki perasaan tidak enak tanpa alasan sama sekali."
"Suatu saat, ketika saya duduk di sebuah gereja tiba-tiba saya berkata, 'saya ingin mengakhiri hidup saya'."
Photo: Sandersan Onie mengatakan pikiran negatifnya semakin buruk setelah ia pindah ke Australia untuk studi di tahun 2015. (Koleksi pribadi)
Sandersan akhirnya mendapatkan bantuan yang ia butuhkan saat itu.
Banyak mahasiswa internasional di Australia yang terisolasi, memiliki tekanan keuangan dan budaya dan mereka memilih untuk diam.
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan