Empat Menteri Dianggap Tak Layak Lagi
Selasa, 15 September 2009 – 17:11 WIB
JAKARTA - Empat menteri yang saat ini masih menjabat, dipandang sudah tidak layak lagi diusulkan pada pembentukan kabinet yang baru. Hal itu karena mereka dinilai tak mampu mengemban tugas, sehingga rapor mereka dianggap merah. "Intinya, kinerja lembaga yang dipimpinnya lemah. Visi dan strateginya tidak pro-rakyat dan perempuan. Kebijakan belum terarah pada kesejahteraan rakyat dan adil gender," ucapnya lagi.
Penilaian itu disampaikan oleh Koalisi untuk Kabinet Pro-Demokrasi, yang merupakan gabungan dari ICW, Puskopal UI, Koalisi Perempuan Indonesia serta beberapa lembaga lainnya. "Kinerjanya kurang memadai. Capaian periode 2004-2009 tidak sesuai yang diharapkan," kata Ida Ruwaida dari Program Studi Kajian Wanita Universitas Indonesia, dalam diskusi di kantor ICW, Jalan Kalibata Timur, Jakarta, Selasa (15/9).
Baca Juga:
Keempat menteri yang dimaksud masing-masing adalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Erman Suparno, Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari, Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo, serta Menteri Pemberdayaan Perempuan Meutia Farida Hatta. Dikatakan Ida, pendidikan, kesehatan, tenaga kerja dan pemberdayaan perempuan, menjadi sangat strategis dibicarakan karena menyangkut kesejahteraan rakyat yang seharusnya menjadi tanggung jawab negara.
Baca Juga:
JAKARTA - Empat menteri yang saat ini masih menjabat, dipandang sudah tidak layak lagi diusulkan pada pembentukan kabinet yang baru. Hal itu karena
BERITA TERKAIT
- AIA Health X Hadir Beri Perlindungan Optimal dengan Harga Terjangkau
- Pengemudi Taksi Ini Bantu Lansia Pulang ke Rumah, Andre: Pahlawan di Jalanan
- Pekan TV Fujian dan MNC Jalin Kerja Sama, Siap Perkenalkan Budaya Quanzhou di Tanah Air
- Jebolan Indonesian Idol Ini Bakal Sepanggung Lagi di Malam Puncak Ulang Tahun MNC Group
- Terima Aspirasi Aliansi Pejuang Seleksi CPNS 2024, Paul Finsen Mayor Berharap Prabowo Turun Tangan
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa