Empat Pembunuh Rafik Hariri Ditangkap
Lewat Jaksa Lebanon, Pengadilan PBB Juga Kirim Surat Dakwaan
Jumat, 01 Juli 2011 – 22:43 WIB
DEN HAAG - Pengadilan internasional dukungan PBB yang selama ini menyelidiki kasus pembunuhan mantan Perdana Menteri (PM) Lebanon, Rafik Hariri, melahirkan keputusan penting kemarin (30/6). Mereka menerbitkan empat surat perintah penangkapan bagi para tersangka yang terkait dengan insiden pembunuhan enam tahun lalu itu.
Sejumlah media lokal Lebanon melaporkan bahwa surat perintah penangkapan itu ditujukan kepada para anggota senior militan Syiah di Lebanon, Hizbullah. Surat perintah penangkapan itu telah diserahkan kepada jaksa penuntut Lebanon Saeed Mirza kemarin pagi. Bersama surat tersebut dilampirkan salinan putusan yang dikeluarkan oleh STL (Special Tribunal for Lebanon).
Baca Juga:
Mirza pun membenarkan kemarin bahwa dirinya sudah menerima empat surat perintah penangkapan tersebut dari delegasi STL di Beirut. Selain itu, ada surat dakwaan pula bagi empat orang yang diduga terlibat dalam pembunuhan pada 14 Februari 2005 tersebut. Sayangnya, Mirza tidak mau membeberkan isi surat dakwaan itu.
Pemerintah Lebanon langsung mengadakan rapat kabinet kemarin guna membahas putusan pengadilan internasional tersebut. PM Najib Mikati pun dijadwalkan memberikan pernyataan resmi pemerintah untuk merespons keputusan STL tersebut. Sebelumnya, Mikati telah menyatakan bahwa pihaknya akan berupaya mematuhi keputusan itu. Namun, dia juga mengaku tidak akan bisa berbuat banyak jika hal itu mempengaruhi stabilitas nasional.
DEN HAAG - Pengadilan internasional dukungan PBB yang selama ini menyelidiki kasus pembunuhan mantan Perdana Menteri (PM) Lebanon, Rafik Hariri,
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan