Empat Semester untuk Ajaran Bung Karno
Oleh Dahlan Iskan
Saat menulis ini saya tidak bisa buka catatan. Tertinggal di Pyongyang. Ini saya lagi di atas pesawat. Tidak ada Wi-Fi. Dalam penerbangan ke Doha (Qatar). Dan masih akan terus ke Lebanon.
Di zaman Bung Karno dulu jabatan pemimpin besar bukan jabatan. Itu gelar. Resmi. Diputuskan lembaga tertinggi negara: MPR.
Sebentar. Saya lupa. Itu jabatan atau gelar?
Tolonglah. Ada yang pergi ke Universitas Bung Karno. Tanyakan itu. Bagi tugas.
Saya lupa menanyakannya. Saat ke UBK kemarin saya masih yakin: pemimpin besar revolusi itu gelar. Bukan jabatan.
Kini saya dihinggapi keraguan. Tapi sudah terlanjur di atas pesawat.
Yang jelas saat itu semua dirangkap Bung Karno: Proklamator, Pemimpin Agung, Pemimpin Besar Revolusi, Presiden, Perdana Menteri. Dan jangan lupa. Masih ada satu gelar lagi untuk Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat.
Di Korut, jabatan presiden ditentukan oleh pemimpin besar. Hanya resminya dipilih oleh dewan rakyat.