Empat Tahun Jokowi-JK Masih Ada 13.232 Desa Tertinggal
jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mendata potensi desa (Podes) terhadap 83.931 wilayah administrasi setingkat desa. Pendataan itu untuk mengetahui indeks pembangunan desa (IPD) di Indonesia.
Ada lima tolok ukur IPD untuk menggolongkan desa dalam kategori tertinggal, berkembang ataupun mandiri. Tolok ukurnya adalah ketersediaan pelayanan dasar, kondisi infrastruktur, aksesibilitas/transportasi, pelayanan umum dan penyelenggaraan pemerintahan.
Hal-hal tersebut menjadi ukuran apakah desa tersebut masuk ke dalam kategori desa tertinggal, berkembang, maupun mandiri. Hasil pendataan itu menunjukkan desa tertinggal yang pada 2014 jumlahnya 19.750 desa (26,81 persen), kini turun menjadi 13.232 desa (17,96 persen) pada 2018.
Kemudian untuk desa berkembang yang pada 2014 sebanyak 51.026 desa (69,26 persen), pada 2018 naik menjadi 54.879 desa (74,49 persen). Terakhir untuk desa mandiri yang pada 2014 sebanyak 2.894 (3,93 persen), pada 2018 menjadi 5.559 desa (7,55 persen).
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, desa dengan status tertinggal paling banyak berada di Provinsi Maluku, Kalimantan Utara dan Papua. Di Papua tercatat ada 87,12 persen desa tertinggal, sedangkan 12,7 persen tergolong desa berkembang.
Sisanya adalah yang tergolong desa mandiri yang cuma 0,18 persen. "Tentunya ini kita pikirkan dan persoalan besar di sana adalah gepgrafis, seperti di Papua Barat itu adalah halangan tersendiri," ujarnya di kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (10/12).
Sedangkan Bali dan D.I Yogyakarta menjadi provinsi yang sudah tidak memiliki desa tertinggal. Di Bali jumlah desa berkembang mencapai 72,33 persen, sedangkan sisanya atau 27,67 persen sudah menjadi desa mandiri.
Sementara itu Yogyakarta, jumlah desa berkembangnya mencapai 59,69 persen. Sedangkan desa mandirinya 40,31 persen.
Selama empat tahun pemerintahan Jokowi - JK telah terjadi penurunan jumlah desa tertinggal, sekaligus ada penambahan desa berkembang dan desa mandiri.
- BPS Optimistis Pasar Otomotif Indonesia Pada 2025 Masih Bisa Bertumbuh
- Tren Pernikahan Menurun, Prilly Latuconsina Soroti Wanita Mapan
- Kinerja Inflasi Terlihat, Direktur INDEF Sebut Kenaikan PPN Harus Ditunda
- Inflasi November Naik, Harga Bawang Merah Punya Andil
- Inflasi Kalbar November 2024 Terkendali di Angka 1,61 Persen YoY
- Wamensos Lakukan Pertemuan dengan PB Semmi, Ternyata Ini yang Dibahas