Empat Tahun Tsunami, Kisah Mereka yang Bangkit dari Titik Nol (1)
Sembuh dari Gila, Sukses Kelola Warung Kopi di Pantai
Rabu, 03 Desember 2008 – 05:47 WIB
Kebangkitan Muhari makin lengkap setelah menemukan jodoh barunya, seorang janda korban tsunami warga Aceh. Kini sang istrilah yang mengelola warung makan. Muhari konsentrasi pada warung kopi. Kebahagiaannya makin lengkap setelah dia dikaruniai momongan perempuan buah cintanya dengan istri baru.
Putri ketiga yang kini menjadi satu-satunya buah hati itu diberi nama Soliana Winda. Ini gabungan nama dua anak dan istrinya yang hilang ditelan tsunami. Yakni, Soni Satriya, Wiwiek Purnamasari, dan Yulidar (istri). ”Kalau ingat itu, saya tak bisa tidur,” aku Muhari yang matanya tampak berkaca-kaca.
Muhari mengakui, bencana tsunami itu memang dahsyat. Sampai saat ini dia tak bisa melupakan kisah tragis yang merenggut nyawa istrinya, Yulidar, 53 , dan dua anaknya, Soni Satriya, 26, dan Wiwik Purnamasari, 18. ”Pagi itu, saat gempa terjadi, sebenarnya sedang di rumah,” katanya.
Rumah Muhari memang terletak di pinggir pantai. Karena itu, saat diberi tahu anaknya ada gempa besar yang membuat banyak bangunan di kota rusak berat, dia tertarik untuk melihatnya. Dia pun menstarter sepeda motor dan beranjak menuju ke pusat Kota Meulaboh.
Bulan ini warga Aceh akan memperingati empat tahun bencana tsunami yang memorakporandakan kampung halaman mereka. Inilah satu kisah dari mereka yang
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408