Empat Tahun Tsunami, Kisah Mereka yang Bangkit dari Titik Nol (3)
Sukses Berawal dari Reruntuhan Bekas Rumah Duka
Jumat, 05 Desember 2008 – 12:48 WIB
Dalam waktu singkat, warungnya jadi jujukan semua relawan di Calang. Laba dari warung sedikit demi sedikit dikumpulkan lalu digunakan untuk membangun rumah makan yang dikelola sekarang. "Dulu ini bekas rumah kami yang rata dengan tanah akibat tsunami. Kalau ingat itu, dada jadi sesak," tuturnya.
Hingga kini pun Samsul mengaku masih bisa mengingat bencana yang terjadi pada 26 Desember 2004 yang membuat Calang luluh lantak itu. Pagi itu, sekitar pukul 08.00, keluarganya kaget merasakan guncangan gempa yang dahsyat. Tak lama kemudian anggota keluarganya melaporkan bahwa air laut menyusut. Saat itu Hairil, salah satu adik Samsul, mengingatkan, biasanya setelah air laut susut, diikuti naiknya air pasang.
Belum lagi Hairil selesai bicara, terdengar suara gemuruh dari laut belakang rumahnya disertai asap mengepul. Warga langsung panik melihat gelombang laut datang mendadak. Samsul pun berusaha menyelamatkan istri dan dua anaknya lari ke bukit. Mereka diangkut truk proyek yang kebetulan melintas.
Semua warga beramai-ramai lari ke bukit. Jalanan pun macet. Truk tidak bisa bergerak. Samsul lalu mengajak anak istrinya turun dari truk dan lari menuju bukit.
Samsul Bahri, warga Calang, ibu kota Kabupaten Aceh Jaya, langsung menangkap peluang usaha setelah melihat banyak orang yang terlibat program pembangunan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408