Empat Tahun Tsunami, Kisah Mereka yang Bangkit dari Titik Nol (3)

Sukses Berawal dari Reruntuhan Bekas Rumah Duka

Empat Tahun Tsunami, Kisah Mereka yang Bangkit dari Titik Nol (3)
Empat Tahun Tsunami, Kisah Mereka yang Bangkit dari Titik Nol (3)

Benar saja dugaan Samsul. Begitu mereka tiba di bukit, gelombang tsunami menghantam bukit dan menyapu warga yang tidak sempat naik. "Pemandangannya sangat mengerikan. Bangunan rata, ribuan mayat bergelimpangan. Benar-benar dashyat," kenang Samsul.

Selama sepuluh hari warga bertahan hidup di bukit karena takut terjadi tsunami susulan. Selain itu, tidak ada yang tersisa di daratan Calang. Beruntung, dua hari kemudian datang bantuan dari TNI-AL setelah kapal mereka merapat di Calang. Mereka membagikan makanan, mi, dan pakaian. "Kami benar-benar bahagia saat itu," katanya.

Namun, karena jumlah warga mencapai puluhan ribu, bantuan itu hanya mencukupi kebutuhan beberapa hari. Mereka yang tidak kebagian makanan akhirnya nekat berjalan ke Kota Banda Aceh. Sebab, bantuan tidak bisa masuk karena jalan dan jembatan dari Banda Aceh ke Calang putus total. "Benar-benar pengalaman mengerikan," kata Samsul.

Seperti halnya Samsul, Darlianto, 24, warga Jalan Perdagangan, Meulaboh, memanfaatkan lahan rumah bekas terjangan bencana tsunami untuk usaha. Hanya, skala usaha yang dibuka Darlianto memang tak terlalu besar. Selain melayani pesanan kopi pelanggan, dia melayani pembeli bakso yang berada persis di samping. "Tiga bulan ini ramai setelah ada warung bakso di sebelah itu," kata Darlianto.

Samsul Bahri, warga Calang, ibu kota Kabupaten Aceh Jaya, langsung menangkap peluang usaha setelah melihat banyak orang yang terlibat program pembangunan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News