Empu Sungkowo, Satu-satunya Empu Keris Jogjakarta
Sudah Full Order hingga 2012
Selasa, 23 November 2010 – 07:51 WIB

Empu Keris- Kegiatan pembuatan keris pusaka sangat langka ditemui saat ini. di Jogjakarta hanya satu orangf keturunan Empu Supo ( empu kerajaan Majapahit ) yang masih menggeluti bidang itu. Dia adalah Sungkowo Harumbradja. Foto : Boy Slamet/Jawa Pos
Tak heran, setelah Empu Djeno wafat pada 2005, Empu Sungkowo langsung melanjutkan garis silsilah pembuat keris itu. Tongkat estafet per-empu-an itu memang tak salah jalur. Sejak dua dekade lalu, Sungkowo sudah rajin membantu bapaknya membuat keris.
Setidaknya, dua kerabat Keraton Jogjakarta mengakui keandalan keris karya Sungkowo. Yang pertama adalah Bupati Puralaya Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Hastono Nagoro. "Sangat bagus buatannya. Di Jogja, saya rasa, dia (Sungkowo, Red) adalah satu-satunya yang bagus kualitas kerisnya," ucap pria yang juga kolektor keris pusaka tersebut.
Pujian juga datang dari Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Joyokusumo. "Dia termasuk salah seorang empu keraton," tutur pengageng (petinggi) Keraton Jogjakarta yang juga adik Sri Sultan Hamengku Buwono X tersebut.
Selain pengakuan dari dua orang itu, daftar pesanan yang nyaris tak pernah berhenti menunjukkan kualitas Empu Sungkowo. Yang pesan pun bukan sembarangan. Mulai mantan Dirjen Otda Ryaas Rasyid, sejumlah kepala daerah, pihak keraton, hingga orang asing pun pesan keris kepada dia.
Empu Sungkowo Harum Brojo benar-benar seorang empu keris tulen. Dia membuat keris dengan jiwa-raganya. Keris dibikin satu per satu dengan laku khusus,
BERITA TERKAIT
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri