Empu Sungkowo, Satu-satunya Empu Keris Jogjakarta

Sudah Full Order hingga 2012

Empu Sungkowo, Satu-satunya Empu Keris Jogjakarta
Empu Keris- Kegiatan pembuatan keris pusaka sangat langka ditemui saat ini. di Jogjakarta hanya satu orangf keturunan Empu Supo ( empu kerajaan Majapahit ) yang masih menggeluti bidang itu. Dia adalah Sungkowo Harumbradja. Foto : Boy Slamet/Jawa Pos

Sebelum membuat keris, Sungkowo memanjatkan doa awal. Apa doanya? Empu Sungkowo tak mau menyebutkannya. "Yang jelas, campuran bacaan Jawa dan bahasa Arab," ujar dia. Doa tersebut adalah langkah awal di antara 53 langkah lain sebelum keris itu jadi dan diserahkan kepada pemesan.

Setelah berpuasa tiga hari, dia memasuki ruang tempa. Ruang tersebut berada di sisi paling barat rumah Sungkowo. Ruang itu berukuran 4 x 6 meter. Tak ada perubahan berarti sejak Empu Djeno, ayah Sungkowo, berkarya di ruang tempa tersebut.

Ruang itu memang tak bisa meninggalkan kesan tradisional. Ada tungku di situ. Sederhana. Seperti luweng (tungku masak) orang desa. Meski begitu, tungku tradisional itu bisa menghasilkan panas hingga 1.300 derajat Celsius. Batu meteor pun luruh. Saat dijumpai Jawa Pos kali pertama, Sungkowo menempa batu meteor. Bahan mineral luar angkasa tersebut memang salah satu unsur penting dalam racikan bahan keris. Meteor adalah salah satu bahan yang berperan menentukan pamor keris. Karena itu, meteor atau watu lintang (batu bintang) juga kerap disebut watu pamor (batu pamor).

Pamor adalah tekstur di badan keris. Warnanya, biasanya, kontras hitam-putih. Pun, corak itulah yang akhirnya punya nama tertentu. Ada yang disebut Ngulit Semangka (seperti motif kulit semangka), Banyu Mili (seperti air mengalir), dan Beras Wutah (bak beras tumpah). Sebagian orang percaya bahwa pamor itu menentukan khasiat keris. Yang berpamor Banyu Mili dianggap punya tuah melancarkan rezeki.

Empu Sungkowo Harum Brojo benar-benar seorang empu keris tulen. Dia membuat keris dengan jiwa-raganya. Keris dibikin satu per satu dengan laku khusus,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News