Empu Sungkowo, Satu-satunya Empu Keris Jogjakarta
Sudah Full Order hingga 2012
Selasa, 23 November 2010 – 07:51 WIB
Meski proses panjang sudah dilalui dan keris jadi secara fisik, tidak berarti prosesnya usai. Ada satu tahap finishing yang hanya bisa dilakukan oleh empu keris. Yakni, "merasakan" keris tersebut. Bentuk, luk, simetris tidaknya keris, semuanya diperiksa. Kalaupun secara estetis sudah oke, bila si empu kurang sreg, tetap saja keris itu diamati terus. "Kalau perlu, saya tempa lagi untuk mencari apa yang kurang," ucapnya. Baru setelah sreg, dia memandikan keris tersebut dan menyiapkan warangka.
Berapa ongkos pembuatan satu keris" Untuk yang satu itu, Sungkowo tak bisa memberikan jawaban lugas. Penyebabnya, selain itu dia anggap sebagai rahasia dapur, juga tidak ada standar pasti. "Bergantung habis berapa banyak bahannya, tingkat kesulitannya, dan bahan warangkanya," ucapnya.
Soal gagang dan warangka keris, harganya variatif, mempertimbangkan bahan. Ada yang berasal dari kayu murahan berharga ratusan ribu rupiah hingga kayu tertentu yang berharga belasan juta rupiah. "Itu murni bergantung pemesan. Mau cari bahan yang bagus atau tidak," imbuhnya. Kendati tak mengungkap secara resmi, bisik-bisik pencinta keris Jogja menyebutkan bahwa tidak ada di antara keris-keris buatan Empu Sungkowo yang murahan. Selain modal sabar (karena menunggu bertahun-tahun bila pesan sekarang), pemesan harus punya modal uang cukup banyak. Kabarnya, banderol untuk setiap keris bagus Rp 40 juta. Ketika dikonfirmasi, Sungkowo selalu mengelak.
Namun, apa pun itu, yang jelas, di dusunnya di Godean, rumah Sungkowo termasuk yang paling besar. Menjadi empu keris full-time, tampaknya, cukup memberikan kesejahteraan kepadanya. Rumah asri berukuran lebih dari 200 meter persegi kini menjadi kediamannya sehari-hari. "Yang penting cukup," ujar Sungkowo.
Empu Sungkowo Harum Brojo benar-benar seorang empu keris tulen. Dia membuat keris dengan jiwa-raganya. Keris dibikin satu per satu dengan laku khusus,
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408