Enak Begini, Dekat Keluarga, Jauh dari Maksiat

jpnn.com - Saparuddin, 40, lebih memilih berkebun di kampung. Sebelumnya, pria yang biasa dipanggil Aval itu pernah bekerja di atas kapal pengangkut batu bara dengan gaji besar.
Zalyan Shodiqin Abdi, Pulau Laut
Keringat menetes di wajahnya. Aval baru saja selesai membasmi gulma di kebun, menggunakan herbisida. "Badan tak muda lagi. Baru sebentar, sudah capek," tuturnya tertawa.
Kamis (15/3) siang, warga Desa Lontar Timur, Kecamatan Pulau Laut Barat, Kabupaten Kotabaru, Kalsel, ini mau berbagi kisah. "Dulu saya kerja di perusahaan batu bara, di kapal. Saya jadi operator crane," sebutnya
Aval bekerja di kapal sekitar tahun 2011. Dia bertugas menggerakkan tuas-tuas di dalam crane. Memindahkan tumpukan batu bara dari kapal satu ke kapal lainnya.
Gajinya? Sangat menggiurkan. Sekitar Rp10 juta. Itu belum termasuk bonus dari perusahaan tempat dia bekerja.
Meski punya penghasilan besar, Aval selalu merasa kekurangan. Lantaran boros ketika turun ke darat. Angka jutaan rupiah seakan tak terasa.
"Tak tahu, bukan saya saja. Teman yang lain juga begitu. Mestinya sisa gaji di luar kebutuhan rumah tangga, bisa ditabung lumayan. Tapi habis," akunya.
Aval dulu bekerja di kapal pengangkut batu bara dengan gaji besar, kini memilih pulang kampung dan berkebun.
- Ekspor Minyak Sawit Sumbang Devisa Negara Capai Rp 440 Triliun
- ASPEBINDO Usulkan Perbaikan Kebijakan Penetapan Harga Batu Bara Acuan Dalam Transaksi Ekspor
- ExxonMobil Jadi Mitra Strategis Industri Pertambangan
- Gelar Seminar, PTPN Bahas Peran Strategis Kelapa Sawit Menuju Indonesia Emas 2045
- Curi Buah Kelapa Sawit, Jali Diringkus Satreskrim Polres Musi Rawas
- Peningkatan Suhu Global Mengancam Perkebunan Sawit, Pakar & Peneliti Cari Solusi di ICOPE 2025