Encim Masnah, Sinden Pewaris Terakhir Gambang Kromong Klasik
Gagal Didik Dua Murid, Terancam Tak Ada Penerus
Senin, 20 Februari 2012 – 09:04 WIB

Encim Masnah, Sinden Pewaris Terakhir Gambang Kromong Klasik
Masnah tinggal bersama keluarga Ocit yang memiliki tiga anak. Rumah dengan batu bata yang tak berlapis semen itu dibangun dari uang yang didapat Masnah dari sebuah penghargaan. Jumlahnya tentu tak ideal. Rumah tersebut pun sangat sederhana, yakni rumah tipe 36.
Rumah tersebut terletak di perkampungan dengan gang sempit. "Buat bangun rumah ini, saya tambahi juga dari hasil penjualan rumah saya sebelumnya. Di sini baru tinggal setahun," kata Ocit yang bekerja sebagai wiraswasta itu.
Masnah merupakan sinden gambang kromong klasik terakhir. Dia menikmati masa keemasan kesenian tradisional Betawi yang bercampur budaya Tiongkok pada 1960-an. Pada masa itu Masnah beberapa kali manggung di berbagai daerah. "Sampai sebulan nggak pernah pulang," katanya.
Perempuan kelahiran 1925 itu juga sudah menjelajah Nusantara. Bahkan, pada 2006 lalu dia tampil di Singapura dalam acara pergelaran seni Tiongkok dari berbagai negara.
KESENIAN gambang kromong klasik terancam punah. Seni musik orkes paduan Betawi-Tiongkok itu kini tinggal menyisakan satu maestro yang masih hidup:
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara