Encim Masnah, Sinden Pewaris Terakhir Gambang Kromong Klasik
Gagal Didik Dua Murid, Terancam Tak Ada Penerus
Senin, 20 Februari 2012 – 09:04 WIB

Encim Masnah, Sinden Pewaris Terakhir Gambang Kromong Klasik
Selain dirinya, sejatinya ada satu lagi maestro gambang kromong. Yakni, Oen Oen Hok suaminya sendiri. Tapi, Oen Hok meninggal pada 1994.
"Mama bisanya mah cuma nyanyi dan nari. Tidak bisa mainin alat musik. Kalau Papa bisa mainin alat, bahkan bikin alat gambang kromong juga bisa. Kecuali kromong karena harus dibuat dari campuran besi dan kuningan," papar Ocit.
Gambang kromong klasik sudah mendarah daging pada diri Masnah. Dia bahkan menggeluti kesenian tersebut sejak berusia 14 tahun dengan menjadi wayang atau cokek. Saat itu dia berguru olah vokal kepada Encek Tek Kho, maestro gambang kromong saat itu.
Masnah dulu berkibar bersama kelompok gambang kromong bernama Irama Masa pimpinan sang suami. Namun, sejak suaminya meninggal, Irama Masa pun buyar. Kini Masnah mengandalkan order manggung dari kelompok gambang kromong yang mau menggunakan jasanya.
KESENIAN gambang kromong klasik terancam punah. Seni musik orkes paduan Betawi-Tiongkok itu kini tinggal menyisakan satu maestro yang masih hidup:
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara