Encim Masnah, Sinden Pewaris Terakhir Gambang Kromong Klasik
Gagal Didik Dua Murid, Terancam Tak Ada Penerus
Senin, 20 Februari 2012 – 09:04 WIB
Pada 2007, Masnah mendapat penghargaan dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sebagai seniman yang dianggap setia merawat tradisi. Namun, kini tak banyak kelompok musik gambang kromong yang bertahan. Kebanyakan pemainnya cabutan, tidak menjadi anggota tetap kelompok gambang. Order pentas di pesta-pesta pernikahan merosot karena kalah dengan organ tunggal alias electone. Mereka kebanyakan hanya tampil untuk acara-acara di vihara.
Pada masa jayanya Masnah tidak hanya panen order. Karena menjadi sinden, Masnah juga menjadi bidadari gambang kromong. Pamor kemampuan bernyanyi dan menari diikuti dengan pesonanya. "Dulu sampai dijuluki ratu panggung," kata Ocit.
Karena itu, tidak heran bila banyak pembesar yang kepincut dengan Masnah. Perempuan berdarah Tionghoa-Sunda-Jawa itu menikah hingga tujuh kali. Mulai polisi, pejabat, hingga akhirnya pemain gambang kromong sendiri yang memberinya tiga anak.
Masnah sejatinya gelisah dengan masa depan gambang kromong klasik. Namun, dia tidak berdaya dengan situasi yang membuatnya sulit menularkan kemampuan tersebut. Sebab, selain popularitas gambang kromong yang terus turun, dana menjadi persoalan tersendiri. Meski begitu, Masnah tak pernah hilang rasa cintanya kepada kesenian yang telah membesarkan namanya itu. "Dari mana datangnya lintah. Dari laut turun ke kali. Dari mana datangnya cinta. Dari mulut turun ke hati," lanjutnya berdendang. (c2/nw)
KESENIAN gambang kromong klasik terancam punah. Seni musik orkes paduan Betawi-Tiongkok itu kini tinggal menyisakan satu maestro yang masih hidup:
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408