Endemis, Tarakan Kenalkan Topi Anti DBD
Sabtu, 15 Desember 2012 – 18:55 WIB
Meski belum ada penelitian secara spesifik maupun studi akademis terukur terkait efektivitas Topi Anti DBD memutus rantai pengembangbiakan jentik nyamuk dan mengurangkan ABJ di Indonesia, secara teknis, perangkat yang berbahan jala halus mirip kelambu yang didesain sedemikian rupa sehingga mirip topi atau penutup kepala berkaret elastis ini, mampu mencegah masuknya nyamuk dewasa kedalam penampungan air. Dengan begitu, maka nyamuk dewasa tidak akan mampu menempatkan larvanya yang kemudian menjadi jentik hingga berubah menjadi nyamuk dewasa. “Dengan Topi Anti DBD ini, singkatnya air hujan bisa masuk ke dalam drum atau profil, tapi nyamuk tak bisa masuk karena lubang jalanya begitu kecil,” urai dr Tri.
Jika model ini berkembang luas di Tarakan, maka bisa jadi Tarakan merupakan daerah pertama di Indonesia yang mempopulerkan Topi Anti DBD ke masyarakat. Kelebihan lain dari alat sederhana ini adalah, tak sulit untuk mendapatkan bahan maupun pembuatannya.
”Kain apa saja bisa dirangkai menjadi alat ini, dan harga bahannya juga tidak terlalu mahal. Untuk besar Topi Anti DBD-nya, dapat menyesuaikan dengan besar penampang atas drum atau profil, tak ada masalah,” tukas dr Tri.(ndy)
TARAKAN – Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Tarakan, sepanjang Januari hingga Oktober tahun ini, terjadi 239 kasus Demam Berdarah Dengue
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Jaga Kesehatan Jantung dengan 5 Cara Alami Ini
- 5 Manfaat Kacang Polong, Bantu Lindungi Tubuh dari Penyakit Kronis Ini
- 5 Manfaat Minum Susu Kunyit, Jantung Anda Bakalan Bahagia
- 6 Manfaat Pepaya, Bantu Pria Tahan Lama di Ranjang
- 4 Khasiat Air Ketumbar, Penderita Penyakit Ini Disarankan untuk Mengonsumsinya
- Ikhtiar Yakes Pertamina Bangun Ekosistem Layanan Kesehatan Berkelanjutan