Endin Bantah Berkomunikasi dengan Miranda
Pengantar Uang Suap Bukan Pegawai BI
Selasa, 09 Februari 2010 – 19:43 WIB
JAKARTA - Cek perjalanan senilai Rp 500 juta yang diterima tersangka dugaan suap pada pemilihan Deputi Gubernur Senior (DGS) Bank Indonesia, Endin AJ Soefihara, bukan berasal dari Miranda Swaray Goeltom. Cek yang diduga terkait proses pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada pertengahan 2004 tersebut, diterima dari seorang pria bernama Arif. Pertanyaan lain, lanjut Soleh, adalah soal pencairan cek perjalanan. Dari total 480 lembar dengan nilai per lembar Rp 50 juta, KPK hanya berhasil melacak 440 lembar. "Sisanya kemana dan siapa yang mencairkan?" tanyanya.
Namun Arif bukanlah pegawai BI, tapi kenalan Endin yang tiba-tiba muncul disaat pemilihan deputi di Komisi IX DPR periode 1999-2004 yang membidangi Keuangan dan Perbankan. Hal ini dikemukakan pengacara Endin, Soleh Amin, Selasa (9/2). "Pak Endin itu nggak pernah komunikasi sama Miranda. Dan waktu pemilihan, anggota dari PPP nggak diperintahkan (fraksi) untuk milih Miranda," ucapnya.
Baca Juga:
Soal keterlibatan Arif ini, lanjut Soleh, sudah dilaporkan ke KPK. Karenanya, dia mengaku heran kenapa hanya Endin (serta 3 anggota DPR lain) yang dijadikan tersangka kemudian kini ditahan. "Yang jelas, ketika menerima ada yang memberi. Kenapa nggak diproses juga?" tegasnya, seraya mengakui Endin menerima 10 lembar cek senilai Rp 500 juta.
Baca Juga:
JAKARTA - Cek perjalanan senilai Rp 500 juta yang diterima tersangka dugaan suap pada pemilihan Deputi Gubernur Senior (DGS) Bank Indonesia, Endin
BERITA TERKAIT
- Singgung Tagline Indonesia Kerja, Megawati: Tolong Dijawab
- Anggota DPR Maria Lestari Mangkir Panggilan KPK
- Pemagaran Laut Sepanjang 30 Km di Tangerang Ancaman Bagi Ekologi dan Nelayan
- 2 Pejabat Dinas di Sumsel Kena OTT Kejari Palembang
- Prabowo Ingin Para Kepala Daerah Digembleng Seperti Menteri
- Menjelang Peringatan Hari Dharma Samudera, KSAL Pimpin Ziarah di TMP Kalibata