Enggan Bersosialisasi, Dikenal sebagai Orang Rumahan
Sabtu, 01 Agustus 2009 – 11:09 WIB
Jejak Ibrohim sebelum Juli 2005 sama sekali tak menandakan dia terlibat jaringan Islam garis keras. Gunarti mengatakan saat itu tidak melihat hal-hal mencurigakan pada Ibrohim. Menurut dia, Ibrohim berpenampilan seperti orang kebanyakan. Dia adalah lelaki yang alim dan sering berpakaian baju koko. Penampilannya bersih dan tak banyak omong. "Cenderung pendiam," katanya.
Yang mengenal keluarga Ibrohim lebih lama lagi adalah Tri Wahyuni. Rumah ibu dua anak itu tak jauh dari kediaman Ibrohim. Hanya selisih dua rumah. Tri mulai bertempat tinggal di kawasan itu setahun sebelum Ibrohim datang. "Saya tinggal di sini saat daerah sini masih sepi, nggak ada yang menempati," ujarnya.
Tri menuturkan, Ibrohim memang mulai mencicil rumah sejak 2001 dan baru menempati pada 2002. Saat itu, Ibrohim dan Sucihani, istrinya, memiliki tiga anak. Yaitu, Sabrina, Misrina, dan Ismail. Mereka bertiga juga ikut tinggal di rumah tersebut. Anak keempat Ibrohim lahir awal Maret silam.
Menurut Tri, ketika itu hanya segelintir orang yang menempati blok tersebut. Karena itu, hubungan Tri dengan Sucihani lumayan akrab. Apalagi, Sucihani tidak bekerja. Tiap sore mereka biasanya ngobrol di sepanjang gang sembari mengasuh anak.
Kalau Ibrohim benar-benar terlibat jaringan Noordin M. Top, mungkin dia baru bergabung sekitar 2005. Paling tidak, itulah yang terekam dari
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408