Enggan Bersosialisasi, Dikenal sebagai Orang Rumahan
Sabtu, 01 Agustus 2009 – 11:09 WIB
Sucihani, kata ibu dua anak itu, adalah wanita yang supel. Dia sering berkumpul dan berbincang dengan ibu-ibu yang lain. Jika ada kegiatan warga, Sucihani kerap ikut. Begitu juga bila ada kesibukan ibu-ibu yang lain.
Soal kecenderungan keagamaan, tidak ada yang menonjol pada Sucihani. Dia memang lebih sering mengenakan jilbab agak panjang dan cenderung mengenakan gamis dipadu rok ketimbang celana. Namun, itu tak banyak menjadi persoalan. Sebab, Sucihani tak pernah mengajak tetangganya berperilaku seperti dia.
Sucihani juga tak pernah mengajak warga ikut pengajian tertentu. Rumah Ibrohim juga tak pernah menjadi tempat pengajian atau tempat berkumpul orang-orang berpenampilan "aneh". "Pokoknya, tingkahnya hampir sama dengan orang kebanyakan. Makanya, saya juga heran kok bisa dia terlibat pengeboman," ujar wanita 29 tahun itu.
Kalaupun ada yang berbeda bila dibandingkan dengan warga kebanyakan, Ibrohim dikenal sebagai orang rumahan. Dia jarang keluar rumah, kecuali waktu salat. Dari perbincangannya dengan Sucihani, Tri mendapat kesan bahwa Ibrohim adalah bapak yang sangat sayang anak-anaknya. Dia lebih suka di rumah, bercanda dengan ketiga anaknya, daripada keluar rumah bersosialisasi dengan tetangga.
Kalau Ibrohim benar-benar terlibat jaringan Noordin M. Top, mungkin dia baru bergabung sekitar 2005. Paling tidak, itulah yang terekam dari
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408