Eniya Listiani, Ibu Tiga Anak yang Penelitian Langkanya Berbuah Habibie Award 2010
Hasil Beda saat Eksperimen Malah Jadi Temuan Baru
Jumat, 03 Desember 2010 – 07:37 WIB

Eniya Listiani Dewi berpose bersama BJ Habibie dan Kepala BPPT Marzan A. Iskandar usai penganugerahan Habibie Award, Selasa (30/11). Foto : Sofyan Hendra/Jawa Pos
Hasil risetnya dipublikasikan di delapan jurnal internasional dalam waktu tiga tahun. Temuan tersebut lantas diakui dunia. Eniya mendapatkan penghargaan Mizuno Award dan Koukenkai Awards dari Waseda University dan Polymer Society Japan pada 2003.
Teknologi sel bahan bakar merupakan sumber energi alternatif penghasil listrik yang ramah lingkungan. Cara kerjanya, mereaksikan gas hidrogen dengan oksigen berdasar prinsip elektrokimia. "Hasilnya adalah listrik, panas, dan air murni. Tanpa suara, tanpa emisi, layaknya baterai atau aki," tutur ibu Ibrahim Muhammad, Nashita Saaliha, dan Nashira Saaliha tersebut.
Fuel cell memang tidak meninggalkan emisi. Hasil buangnya hanya berupa air murni. Prinsip fuel cell mirip dengan baterai atau aki. Bedanya, energi baterai dan aki bisa "habis", sedangkan energi fuel cell tidak akan habis asal diisi dengan bahan bakar. Sebagai bahan bakar, diisikan hidrogen, alkohol (metanol, etanol), dan hidrokarbon lain.
Penelitiannya di bidang fuel cell telah dipublikasikan di jurnal dan makalah internasional serta dalam negeri. Jumlahnya lebih dari 160 judul. Dia juga telah mematenkan temuan tersebut di enam hak kekayaan intelektual. Empat paten miliknya juga masih diproses.
Sepanjang sejarah pemberian Habibie Award sejak 1999, perempuan ini adalah penerima termuda penghargaan bergengsi itu. Dia adalah Dr Eng Eniya Listiani
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara