Eniya Listiani, Ibu Tiga Anak yang Penelitian Langkanya Berbuah Habibie Award 2010
Hasil Beda saat Eksperimen Malah Jadi Temuan Baru
Jumat, 03 Desember 2010 – 07:37 WIB
Lantas, mengapa tertarik mengembangkan fuel cell" Eniya menuturkan tertarik menggeluti hal yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan sejak duduk di bangku SMA. "Saya suka dengan kegiatan daur ulang. Membuat kompos dari sampah, misalnya," ucap lulusan SMAN 1 Magelang pada 1992 tersebut.
Minat terhadap fuel cell lantas muncul setelah dia menempuh pendidikan program sarjana di Waseda University, Jepang. Dia mendapatkan beasiswa program sarjana science and technology advance industrial development (STAID) Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek). Saat Habibie masih menjadi Menristek, beasiswa tersebut sangat bergengsi dan menjadi incaran banyak siswa SMA jurusan ilmu-ilmu eksakta.
Gelar S-1 dia raih pada 1998. Dia melanjutkan pendidikan ke jenjang master pada 2000 dengan beasiswa Iwaki Glass Industry. Selama program doktor, Eniya mendapatkan fellowship sebagai special researcher of young scientist for the promotion of science dari Japan Science Technology. "Itu fellowship terunggul. Dengan bimbingan profesor saya, saya makin tertarik untuk mengembangkan fuel cell," tegas dia. (*)
Sepanjang sejarah pemberian Habibie Award sejak 1999, perempuan ini adalah penerima termuda penghargaan bergengsi itu. Dia adalah Dr Eng Eniya Listiani
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408