Entah Anies, Prabowo atau Ganjar, Tetap Cak Imin yang Untung

Entah Anies, Prabowo atau Ganjar, Tetap Cak Imin yang Untung
Cak Imin melepas peserta mudik. Foto: Ricardo/JPNN

Menurut dia sosok Ganjar dan Prabowo maupun PDIP dan Gerindra merupakan bagian dari representasi nasionalis. Kedua bakal calon presiden tersebut memang memiliki ceruk suara masing-masing, tetapi mereka berbagi suara dari golongan nasionalis.

Untuk memenangi Pilpres 2024, Ganjar maupun Prabowo butuh dukungan dari representasi golongan religius, seperti PKB, PPP atau PKS dan parpol dengan representasi religius lainnya.

PKS sudah berada dalam koalisi yang mendukung Anies Baswedan.

PKB dan Cak Imin sebenarnya juga sudah berkoalisi dengan Gerindra. Sejak awal, Prabowo-Muhaimin sudah dimunculkan menjadi pasangan capres-cawapres meski kurang gebyar-gebyar, terkesan masih malu-malu tak seperti Nasdem atau PDIP.

"Walaupun PKB dan Muhaimin Iskandar sudah berkoalisi dengan Prabowo, tetapi dengan majunya Ganjar sebagai capres, Muhaimin bisa dan berpotensi berpasangan dengan Ganjar. Koalisi Prabowo-Muhaimin itu belum kuat, kalau ada tawaran dari PDIP, bisa saja Muhaimin merapat," kata Panji Suminar.

Panji menjelaskan PDIP memang bisa mencalonkan sendiri pasangan capres. Namun, demi memastikan kemenangan pemilu presiden, PDIP tentunya membuka pintu menerima dukungan lainnya.

PDIP bisa saja menggaet cawapres dari luar Jawa untuk memperkuat basis massa pemilih, atau calon yang berasal dari representasi religius.

Menurut Panji, Cak Imin merupakan representasi golongan religius, pemimpin parpol religius yang sudah besar, yakni PKB. Satu hal lagi, Cak Imin dari Jawa Timur.

Prabowo dengan Cak Imin belum kuat. Kalau ada tawaran dari PDIP, bisa jadi Cak Imin mendampingi Ganjar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News