Epidemi Virus Corona Pernah Terjadi di Zaman Purba, Baru Reda Setelah 20 Ribu Tahun

Menurut sebuah penelitian terbaru, virus- virus corona telah menyebabkan wabah penyakit yang besar dan kita telah berjuang melawannya selama ribuan tahun.
Di tahun 2002, virus corona sempat menjadi wabah, dikenal dengan SARS di Tiongkok, menjangkiti lebih dari 8 ribu orang dan 800 orang meninggal.
SARS adalah singkatan dari 'severe acute respiratory syndrome', sindrom pernapasan yang sangat akut.
Empat tahun kemudian terjadi sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) yang juga disebabkan oleh virus corona dengan jumlah 2.400 kasus dan 850 orang meninggal.
Dan sekarang dunia sedang menghadapi berbagai varian dari SARS-CoV 2, yakni virus yang menyebabkan COVID-19.
Sekelompok ilmuwan Australia dan Amerika Serikat menemukan epidemi virus corona pernah terjadi di Asia Timur 25 ribu tahun lalu dan berlangsung selama 20 ribu tahun.
Menurut penelitian mereka yang diterbitkan di jurnal Current Biology hari Jumat (25/6) bukti dari adanya epidemi tersebut bisa dilihat dari genome yang dimiliki oleh warga dari kawasan Asia Timur.
"Ini menimbulkan malapetaka di kalangan penduduk di sana dan meninggalkan tanda genetis," kata Kirill Alexandrov, pakar biologi sintetis di Queensland University of Technology (QUT).
Epidemi virus corona pernah terjadi di kawasan Asia Timur sekitar 25 ribu tahun lalu dan buktinya bisa terlihat di gen kita sendiri
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan di Korea Selatan, 24 Nyawa Melayang
- 'Jangan Takut': Konsolidasi Masyarakat Sipil Setelah Teror pada Tempo
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Krisis Telur, Sampai Terpaksa Impor
- Pemerintah Australia Umumkan Anggaran Baru, Ada Kaitannya dengan Migrasi