Epidemiolog Soroti Longgarnya Pintu Masuk Bagi WNA
![Epidemiolog Soroti Longgarnya Pintu Masuk Bagi WNA](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2021/01/25/Ilustrasi_virus_covid-19.jpeg)
jpnn.com, JAKARTA - Pakar epidemiologi Universitas Indonesia Helda menyebut varian Delta pertama kali ditemukan di India.
Varian tersebut tidak ditemukan di tanah air sebelum lonjakan kasus COVID-19 terjadi belakangan ini.
"Temuan Delta pertama di India. Belum ada di Indonesia. Mestinya ini varian impor," kata Helda dalam diskusi virtual "Benarkah Varian Baru Virus COVID-19 Makin Ganas" inisiasi Partai Gelora, Selasa (6/7).
Menurut Kepala Program Studi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI itu, penularan varian Delta diawali dari transmisi luar negeri.
Contohnya, pendatang dari India menulari warga lokal di Indonesia. Selanjutnya terjadi transmisi antarwarga lokal di tanah air.
Helda mengatakan, kebijakan pemerintah tentang karantina pelaku perjalanan internasional tidak ketat.
Pemerintah sebelumnya hanya mewajibkan pelaku perjalanan internasional dikarantina selama lima hari sejak tiba di Indonesia.
"Ada pendatang yang kemudian dia melakukan karantina cuma lima hari yang harusnya 14 hari, setelah itu terjadi penularan. Masa penularan tidak ter-cover hanya lima hari," ujar dia.
Pakar epidemiologi Universitas Indonesia Helda menyebut varian Delta pertama kali ditemukan di India, varian tersebut tidak ditemukan di tanah air sebelum lonjakan kasus COVID-19 terjadi
- Isu COVID & Lab Wuhan Mencuat Lagi, China Gercep Membela Diri
- Sidang Tuntutan Korupsi APD Covid-19 di Sumut Ditunda, Ini Masalahnya
- Polisi Tangkap Penipu Investasi Bodong Lewat Aplikasi Kencan, Rerata WNA
- 2 Anggota Polda Bali Diduga Minta Uang dari WNA
- Trump Bikin Gebrakan Hari Pertama, Langsung Teken Keppres agar AS Keluar dari WHO
- Kasus Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Ada yang Anak-anak