Episode Hidup Daniela, Agen FBI yang Menikah dengan Anggota ISIS
Setahun berikutnya, dia meninggalkan Jerman dan menghabiskan waktu di Mesir serta Libya. Baru pada 2013 dia sampai di Syria dan menjadi perekrut anggota ISIS via online. Ketika menyelidiki berkas Individu A, Greene dan timnya mendapati ada tiga nomor Skype yang digunakan anggota ISIS.
Entah kenapa, dia intens berkomunikasi dengan satu nomor saja dan membatasi akses pada nomor tersebut. Tidak boleh ada yang mengontak nomor itu kecuali dia.
Tiba-tiba saja, pada 11 Juni 2014, Greene mengajukan rencana bepergian ke luar negeri. Dalam dokumen yang diserahkan kepada bosnya, dia mengisi tujuannya adalah urusan pribadi karena ingin bertemu keluarganya di Munich, Jerman.
Namun, alih-alih ke Jerman, Greene membeli tiket ke Istanbul, Turki, dan menginap di Erguvan Hotel. Dia juga mengontak nomor Skype yang selama ini dikontaknya. Diduga, nomor itu milik Cuspert.
Dengan bantuan Cuspert, dia masuk ke wilayah Syria. Setelah bertemu dengan mantan raper yang tak begitu terkenal itu, Greene mengungkapkan jati dirinya. Bahwa dia adalah mata-mata FBI dan Cuspert sedang diawasi. Keduanya lantas menikah.
Mudahnya Greene masuk ke jaringan ISIS dan tinggal serumah dengan salah seorang anggotanya menjadi sorotan media. Pengadilan tentu saja tidak mengungkap semua kasus tersebut, terutama bagaimana Greene masuk Syria dengan begitu mudah. ”Sebagian besar orang asing yang masuk ke Syria bakal dipenggal,” ujar John Kirby, mantan pejabat di Departemen Luar Negeri.
Masuknya Greene ke Syria membutuhkan persetujuan dari pemimpin ISIS. Hanya berselang beberapa pekan, Greene mulai sadar. Perempuan 38 tahun itu mengirimkan e-mail kepada seseorang di AS yang menyatakan bahwa dirinya tahu tindakannya melanggar hukum.
Dia menyebut lingkungan tempat tinggalnya sangat kejam. ”Saya tidak yakin apakah mereka mengatakan kepadamu jika saya akan dipenjara lama jika pulang, tapi itulah hidup. Saya berharap suatu hari bisa memutar waktu,” tulisnya dalam sebuah e-mail tertanggal 22 Juli 2014.