Era 1.000 Km
Oleh: Dahlan Iskan
Sebenarnya itu bukan murni perusahaan Tiongkok. Ada saham dan dana Jepang di dalamnya. Itulah perusahaan patungan antara swasta Tiongkok dan swasta Jepang: Nissan.
China Envision sudah pula mengumumkan bahwa tahun 2024 mampu memproduksi secara massal baterai baru itu. Siap pula dikirim ke Jepang dalam jumlah besar. Maka Nissan pun di tahun itu bakal masuk ke era mobil listrik 1.000 km sekali charge.
Ternyata ada dua cara untuk memasuki era 1.000 Km dalam waktu yang begitu cepat: ada yang lewat lithium ada pula yang lewat solid-state battery.
Yang lewat lithium bisa dilakukan dengan cara ''memadatkan'' susunan cel-cel baterainya.
Dengan demikian di ruang yang sama bisa diisi baterai lebih banyak. Itu memang akan membuat mobil lebih berat, tapi terkompensasi dengan jarak tempuh yang lebih memadai.
''Pemadatan'' susunan cel itu bisa dilakukan karena ditemukannya sistem manajemen baterai yang lebih maju. Terutama dalam memberikan jaminan keamanannya dari bahaya kebakaran.
Lomba cepat di mobil listrik terus terjadi dan salip-menyalip.
Perkembangan baru di Tiongkok ini tentu memicu perlombaan yang lebih panas di mobil listrik. Siapa tahu dalam lomba ini ada yang mampu menyalip di tikungan: baterai nasional Indonesia. (*)