Era Baru Superblok, Mal dan Foodcourt di Ring Satu
Kamis, 01 September 2011 – 01:41 WIB
Kehadiran superblok Zam-Zam ini bagi saya yes and no. Yes karena Makkah yang sudah dipenuhi gedung dan hotel-hotel bintang lima kini bertambah-tambah kemegahannya. Juga berarti bertambahnya lebih 10.000 kamar baru berbintang lima di sekeliling Masjid Al Haram. Dengan adanya foodcourt yang sangat luas di dua lantainya berarti soal makan kian mudah.
Begitu luasnya foodcourt ini sampai-sampai dimanfaatkan pula untuk lokasi rekresi: ada kereta-kereta gantung yang memutar ke seluruh lokasi foodcourt sambil melihat hadirnya jenis makanan apa saja dari seluruh dunia. Foodcourt ini, rasanya, didesain khusus agar fungsional: tempat makan sekaligus tempat sembahyang. Karena itu, lantainya dibuat luas dan meja-meja makannya ditata berjauhan.
Orang banyak menunggu datangnya saat berbuka puasa di meja-meja makan, tapi langsung membuat barisan salat begitu saat Magrib tiba. Pemandangan ini menjadi pilihan lain dari pemandangan lama yang masih ada: menggelar plastik di halaman dan di dalam Masjid Al Haram untuk makanan pembuka, lalu menggulungnya sebagai sampah saat waktu salat tiba.
Superblok Zam-Zam ini no bagi saya karena terlalu besar, tinggi, dan dominan. Superblok ini seperti menenggelamkan kemegahan Masjid Al Haram yang anggun itu. Saat malam hari saya sembahyang di dekat Ka’bah, superblok dengan permainan cahayanya itu terasa mendominasi sampai ke dalam masjid. Menara-menara masjid yang dulu terasa cantik dan indah seperti tidak ada artinya lagi.
Inilah catatan Dahlan Iskan dari Makkah yang dimuat hari ini dan besok. Sejak 15 tahun lalu, sebagai CEO Jawa Pos, dia sering berlebaran di Makkah,
BERITA TERKAIT