Era Tawaf dengan Kendaraan Listrik

Era Tawaf dengan Kendaraan Listrik
Era Tawaf dengan Kendaraan Listrik
Untuk memasangnya, hanya diperlukan waktu tiga hari. Tanpa mengganggu ibadah di sekitar Kakbah. Tenaga bongkar pasangnya tidak banyak. Sudah lebih banyak menggunakan robot (untuk melihat videonya, klik http://s1520.vuclip.com/e6/6c/e66cfdcba46de7da55415c03c41cf768/ba123207/e66c_w_2.3gp?c=392452078&u=1639071217&s=BNirq3).

Tanpa usaha baru seperti itu, lautan manusia yang bertawaf akan tidak tertampung. Pada musim haji atau umrah akhir Ramadan luapan manusia memang luar biasa. Pada hari ke-27 bulan puasa (dipercaya sebagai hari turunnya Lailatul Qadar, siapa beribadah di hari itu mendapat pahala sebanyak ibadah selama seribu bulan) orang Tarawih meluber ke mana-mana. Jalan-jalan raya terpakai untuk Tarawih sampai sejauh 2 km dari masjid.

Masjid yang sudah dibuat empat tingkat, yang halamannya terus diperluas, yang hotel-hotel di sekitarnya sudah menyisihkan lantainya untuk salat, masih juga belum cukup. Semua jalan menuju masjid menjadi masjid itu sendiri.

Saya lihat Masjid Al Haram kini juga sedang diperluas (lagi). Ada tambahan dua menara baru. Tapi, kalau ekonomi negara-negara seperti Indonesia, India, dan Afrika terus berkembang, semua perluasan itu tidak akan cukup juga.

IBADAH memutari Kakbah tujuh kali (tawaf) dengan kendaraan listrik sudah jadi kenyataan. Tidak lagi harus berjalan kaki, digendong, atau ditandu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News