Eranya Para Sheikh
Kamis, 29 Desember 2011 – 13:33 WIB
Berbeda dengan invasi investor Amerika Serikat yang pernah melanda Premier League, seperti Malcolm Glazer di Manchester United mulai 2005, George Gillett dan Tom Hicks di Liverpool mulai 2007, sebelum diambil alih John W. Henry pada 2010 lalu.
Baca Juga:
Bila para investor Amerika sibuk mencari keuntungan, maka para Sheikh dari Timur Tengah berbeda. Mereka hanya mencari kejayaan dan bukan mencari keuntungan bisnis. Makanya, mereka gila-gilaan dalam menggelontorkan uangnya.
"Saya pikir Sheikh Mansour hanya ingin sebuah mainan ketika dia membeli Manchester City," bilang Aurelio De Laurentiis, presiden Napoli seperti dilansir Football Italia.
Tren pembelian klub oleh pemilik asing baru berlangsung dalam dua dekade terakhir. Di Inggris, para investor asing menyerbu setelah Liga Inggris tampil dengan kemasan Premier League pada 1993. Sejak itu, satu persatu klub Inggris jadi incaran.
PARIS - Tren konglomerat Asia, terutama Timur Tengah merambah sepak bola Eropa terus berlanjut. Mereka datang membawa ambisi besar dan dana banyak.
BERITA TERKAIT
- Persebaya Vs Malut United jadi Laga Spesial Buat Ardi Idrus
- Sudah Dapat 2 Pemain Baru, Persib Bandung Masih Ingin Belanja?
- Dirtek Timnas Indonesia Dinilai Punya Tanggung Jawab Krusial
- Indra Sjafri Pengin Patrick Kluivert Memainkan Sepak Bola Ala Indonesia, Ini Alasannya
- Proliga 2025: Elena Samoilenko Jadi Korban Perdana, Digantikan Seniornya dari Rusia
- IBL 2025: Prawira Bandung Susah Payah Raih Kemenangan Kedua, Pacific Caesar Bertekuk Lutut