Erdogan Dipermalukan di Swedia, Lihat Nasib Bonekanya
jpnn.com, STOCKHOLM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan diolok-olok sekelompok demonstran yang menggantung terbalik boneka pemimpin berusia 68 tahun tersebut di depan Balai Kota Stockholm, Swedia pada Kamis (12/1).
Insiden tersebut terjadi setelah Swedia menyatakan tidak akan memenuhi syarat-syarat yang diajukan Turki untuk mendapat persetujuan bergabung NATO.
Erdogan dianggap sebagai penghalang terbesar rencana Swedia bergabung dengan NATO.
Negara yang ingin bergabung dengan NATO harus mendapat persetujuan dari semua anggota pakta pertahanan tersebut.
Ketentuan itu dimanfaatkan Erdogan untuk menekan Swedia agar mengambil sikap yang lebih tegas terhadap musuh-musuh pemerintah Turki yang berlindung di negara Skandinavia tersebut, seperti militan Kurdi dan organisasi yang disalahkan atas upaya kudeta 2016.
Pada hari Kamis, rekaman yang dibagikan oleh media Turki pro-pemerintah menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai protes oleh anggota PKK di mana mereka menggantungkan boneka Erdogan di luar balai kota Stockholm. Sangat sedikit orang yang bisa dilihat di rekaman itu.
Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom mengatakan Stockholm mengutuk insiden itu tetapi tidak merujuk langsung ke negara mana pun.
"Pemerintah melindungi debat terbuka tentang pilihan politik, tetapi sangat menjauhkan diri dari ancaman dan kebencian terhadap perwakilan politik," katanya di Twitter.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dianggap sebagai penghalang terbesar rencana Swedia bergabung dengan NATO.
- Erdogan Jorjoran Menyokong Musuh Assad, Apa Kepentingan Turki di Suriah?
- Wamenperin Faisol Riza Merespons Protes Kunjungan ke Turki
- Akademi Persib Cimahi & 8 Pemain Terbaik Terbang ke Gothia Cup 2025 di Swedia
- Mengenang Fethullah Gülen, Pejuang Pendidikan Turki yang Menginspirasi Dunia
- Eropa Memanas! Finlandia & Swedia Dukung Ukraina Menginvasi Rusia
- Siap Mendunia! Bank Mandiri Resmi Memperluas Akses Livin’ di Turki