Erdogan Ultimatum AS, Pilih Dia atau Gulen

jpnn.com - ISTANBUL - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akhirnya mengultimatum Amerika Serikat. Erdogan ingin ulama Fethullah Gulen diekstradisi. Presiden 62 tahun itu meminta AS memilih, tetap menjalin hubungan dengan Turki dan mengekstradisi Gulen atau sebaliknya.
"Cepat atau lambat AS akan membuat pilihan. Apakah (memilih) teroris yang merencanakan kudeta FETO atau negara demokrasi Turki. AS harus membuat keputusan atas pilihan tersebut,” ujar Erdogan, Rabu (10/8). FETO adalah Fethullah Terrorist Organization.
Menurut Erdogan, FETO merupakan gerakan yang dipimpin Gulen untuk menggulingkan pemerintahan. Erdogan juga memperingatkan bahwa siapa saja yang mengikuti Gulen, ISIS, maupun pemberontak bakal kalah pada akhirnya.
Pemerintah AS sebenarnya tidak keberatan untuk mengekstradisi Gulen. Namun, dengan catatan. Yaitu, Ankara bisa menyediakan bukti-bukti bahwa Gulen memang berada di balik kudeta tersebut. Bukan tudingan semata.
"Kami mempersilakan pemerintah Turki untuk memberikan bukti-bukti yang sah dan AS akan menerima bukti tersebut serta mempelajarinya dan membuat keputusan yang tepat,” ujar Menteri Luar Negeri AS John Kerry beberapa waktu lalu ketika diminta mengomentari permintaan ekstradisi Gulen tersebut. (cnn/reuters/sha/c6/any)
ISTANBUL - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akhirnya mengultimatum Amerika Serikat. Erdogan ingin ulama Fethullah Gulen diekstradisi. Presiden
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Hamas Tolak Gencatan Senjata, Kini Israel Kuasai 30 Persen Jalur Gaza
- 1.400 Tenaga Medis Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza
- Gempa Bumi M 5,8 Mengguncang Filipina Rabu Pagi
- Bertemu Presiden Prabowo, Wakil Perdana Menteri Rusia Minta Dipermudah Hal Ini
- Indonesia dan Yordania Menyepakati 4 Perjanjian, Pendidikan Hingga Pertanian
- Ceritakan Persahabatan Puluhan Tahun dengan Prabowo, Raja Yordania: Tak Terlupakan