Erick Thohir Enggak Main-Main, Direksi BUMN Bakal Dibongkar
jpnn.com, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan komitmennya melakukan transformasi BUMN.
Dia menyatakan keseriusannya dalam membenahi tubuh dan tidak segan-segan melakukan perombakan dan jajaran direksi BUMN.
"Saya akan sangat serius memantau pangan satu tahun ke depan. Dan mohon maaf, yang tidak ikut transformasi pastinya akan saya bongkar, akan saya ganti. Dan ini sudah terjadi di banyak BUMN, jadi enggak kaleng-kaleng ngomongnya, saya pastikan saya ganti. Tapi bukan karena suka dan tidak suka," ujar Erick Thohir.
Erick Thohir membuktikan dari 20 jajaran direksi BUMN yang diundang untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada (18/10), 40 persennya merupakan direksi yang dipilih oleh menteri sebelumnya dan tidak diganti karena kinerjanya yang baik.
"Dari 20 BUMN, 30-40 persen leadership yang dipilih oleh menteri sebelumnya. Tidak saya ubah. Karena kita manage sesuatu bukan karena suka dan tidak suka, tapi hasilnya yang saya lihat," kata Erick Thohir.
Erick Thohir menegaskan pada akhir 2021 hingga awal 2022 pihaknya bakal fokus pada transformasi BUMN sektor pangan.
Pasalnya, sektor pangan akan dibidik jadi penggerak ekonomi Indonesia ke depan melalui transformasi holding BUMN pangan.
Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, Erick Thohir mengatakan dirinya telah menjalankan transformasi BUMN dengan perampingan perusahaan yang dinilai terlalu banyak jumlah. (antara/jpnn)
Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan keseriusannya dalam membenahi tubuh dan tidak segan-segan melakukan perombakan dan jajaran direksi BUMN.
Redaktur & Reporter : Elvi Robia
- Banggar DPR RI Minta Pemerintah Menyiapkan 9 Langkah Setelah PPN 12 Persen Berlaku
- ASABRI Gelar Program TJSL Restorasi
- Indonesia Re Rayakan Hari Ibu dengan Berbagai Kegiatan, Seru
- PT Akulaku Finance Indonesia Capai Kesepakatan Rp 600 Miliar dengan 3 Bank
- Indonesia Re Raih Anugerah BUMN Informatif Berkat Komitmen Keterbukaan Informasi Publik
- Hingga Kuartal III 2024, Pembiayaan Keuangan Berkelanjutan BSI Tembus Rp 62,5 Triliun