Erna, Penghasilan sebagai Driver Taksi untuk Beli Obat

Erna, Penghasilan sebagai Driver Taksi untuk Beli Obat
TUNTUTAN HIDUP: Sudah beragam pekerjaan digeluti Erna Achmad. Teranyar, dia menjadi driver taksi online. Foto: ANGGI PRADITHA/KALTIM POST/JPNN.com

Berbeda lagi jika weekend, kebanyakan permintaan menuju mal. Meski begitu, penghasilan tidak tentu karena bergantung jarak tempuh dan banyaknya penumpang. Namun, pendapatan rata-rata berkisar Rp 200 ribu per hari.

Lalu, seperti apa sesungguhnya kondisi perempuan asal Kota Tepian ini? Erna mengaku, semangatnya menjadi pengemudi memang sebagian besar untuk memenuhi biaya pengobatan cuci darah.

Sudah sekitar lima tahun terakhir, ia harus berjuang menjalani cuci darah dan melawan penyakitnya, gagal ginjal.

Meski biaya cuci darah terbantu dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, tetap saja ada biaya obat-obatan yang tidak menjadi tanggungan.

Obat ini tidak murah, satu bulan membutuhkan jutaan rupiah uang tunai untuk menebus obat tersebut.

Perempuan yang telah bermukim di Kota Beriman sekitar 17 tahun ini menjelaskan, biaya yang dikeluarkan dari suntik hormon dan obat oral.

Dalam sebulan, ia membutuhkan suntik hormon eritropoietin (hormon glikoprotein yang mengontrol proseseritropoiesis atau produksi sel darah merah) sebanyak sembilan kali dalam sebulan, sesuai dengan rutinitas cuci darahnya. Menurutnya, suntik tersebut untuk mempertahankan hemoglobin tubuhnya.

Bayangkan jika satu kali suntik bisa menghabiskan Rp 178 ribu, maka setidaknya, perlu Rp 1,6 juta hanya untuk suntik hormon.

Erna Achmad divonis sebagai penderita gagal ginjal delapan tahun silam. Dia berusaha survive dengan beragam pekerjaan. Kini dia menjadi pengemudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News