Erna, Penghasilan sebagai Driver Taksi untuk Beli Obat

Erna, Penghasilan sebagai Driver Taksi untuk Beli Obat
TUNTUTAN HIDUP: Sudah beragam pekerjaan digeluti Erna Achmad. Teranyar, dia menjadi driver taksi online. Foto: ANGGI PRADITHA/KALTIM POST/JPNN.com

Belum lagi, biaya untuk konsumsi obat oral. Termasuk obat yang dikonsumsi setiap kali buang air besar dan buang air kecil. Ada juga obat hipertensi hingga kalsium tulang.

“Kalkulasi untuk obat satu bulan minimal butuh biaya Rp 2,5 juta. Penghasilan yang nyata dari Go-Car ini membantu saya beli obat dan sebagainya,” ujar perempuan kelahiran 26 Agustus 1981 itu.

Akibat dari gagal ginjal itu, Erna harus kehilangan rumah yang terjual dan tabungan habis untuk membiayai pengobatan.

Semua dana untuk pengobatan sebagian besar memang terpenuhi dari dana pribadinya.

“Sekarang hanya tersisa mobil yang bahkan dulu sempat pernah mau saya jual. Alhamdulillah, justru sekarang bisa cari duit dari mobil itu dan saya tinggal di indekos,” katanya dengan tegar.

Namun, sejak kejadian penghentian layanan taksi online oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Balikpapan, perempuan yang menggantungkan kehidupannya sebagai pengemudi turut merasakan dampaknya.

Ia bercerita, sudah beberapa minggu terakhir ini penumpang terasa sepi akibat momen tersebut.

“Memang berpengaruh pada berkurangnya pendapatan, tetapi Alhamdulillah masih ada penumpang. Kalau biasa per hari bisa dapat 15 penumpang, sekarang hanya dapat delapan penumpang rasanya sudah bersyukur,” kata perempuan yang tinggal di daerah Sumber Rejo itu.

Erna Achmad divonis sebagai penderita gagal ginjal delapan tahun silam. Dia berusaha survive dengan beragam pekerjaan. Kini dia menjadi pengemudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News