Eropa Gusar Sadapan AS
Hubungan Baik Jadi Rusak
jpnn.com - BRUSSELS - Penyadapan Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat (AS) membuat para pemimpin Uni Eropa (UE) gusar. Apalagi, selain Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Prancis Francois Hollande pun yakin bahwa NSA menyadap telepon genggamnya. Tidak menutup kemungkinan, AS pun menyadap pemimpin Eropa lain.
Sejak Kamis lalu (24/10), para pemimpin UE mengadakan pertemuan di Kota Brussels, Belgia. Mereka membahas aksi penyadapan AS terhadap negara-negara sekutunya. Sebanyak 28 pemimpin menyatakan bahwa kebijakan Washington itu berpotensi mencederai hubungan baik AS dan negara-negara UE yang sudah terjalin selama beberapa dekade.
Tidak hanya itu, aksi penyadapan telepon genggam pemimpin negara tersebut juga bisa berbuntut fatal pada kerja sama antiteror di seluruh dunia. Sebab, seperti kata Merkel, para pemimpin UE itu merasa AS telah berkhianat. ''Tidak adanya rasa saling percaya hanya akan melahirkan prasangka buruk yang bisa mengancam keberhasilan kerja sama di bidang intelijen,'' terang mereka.
Bagi Jerman dan Prancis, aksi NSA yang terungkap dalam wawancara Edward Snowden dengan media itu cukup membuat mereka geram. Karena itu, Berlin dan Paris mendesak Washington agar segera memberikan penjelasan terperinci terkait dengan aktivitas penyadapan NSA di negaranya. Dua negara sekutu AS tersebut berharap tiga pihak akan mencapai pemahaman dan kesepakatan baru tentang penyadapan sebelum akhir tahun.
"Kita perlu memupuk rasa saling percaya antara sekutu dan mitra. Kini rasa saling percaya itu perlu kita bangun kembali," ujar Merkel setelah pertemuan 28 pemimpin UE tersebut berakhir kemarin (25/10). Perempuan 59 tahun itu kembali menegaskan bahwa aksi memata-matai bahkan sampai menyadap telepon genggam pemimpin negara yang tercatat sebagai sekutu merupakan tindakan bodoh.
Kemarin Berlin mengungkapkan rencananya untuk mengirim sejumlah pejabat senior ke AS dalam waktu dekat. Nanti, delegasi yang terdiri atas para petinggi intelijen, termasuk kepala intelijen domestik dan asing Jerman, tersebut bakal berkunjung ke Gedung Putih dan markas besar NSA di Fort Meade, Anne Arundel County, Negara Bagian Maryland.
"Delegasi itu akan bertolak ke AS sesegera mungkin. Mereka akan meminta penjelasan detail dari AS terkait dengan penyadapan tersebut dan membuat kesepakatan baru terkait dengan aktivitas memata-matai negara sekutu," papar Georg Streiter, jubir pemerintah Jerman. Namun, dia tidak menyebutkan tanggal pasti keberangkatan delegasi Jerman tersebut ke AS.
Bersamaan dengan itu, The Guardian memaparkan fakta baru terkait dengan penyadapan NSA. Dalam edisinya Kamis lalu, harian Inggris itu melaporkan bahwa AS sebenarnya memantau komunikasi 35 pemimpin negara di dunia pada 2006. Konon, NSA mendapatkan nomor telepon genggam para pemimpin negara tersebut dari pejabat-pejabat penting Gedung Putih dan Pentagon.
BRUSSELS - Penyadapan Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat (AS) membuat para pemimpin Uni Eropa (UE) gusar. Apalagi, selain Kanselir Jerman
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan RI Dukung Penguatan Pasukan Perdamaian di Palestina
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Presiden Prabowo Mengungkapkan Kerinduannya
- Prabowo: Indonesia Dukung Energi Terbarukan & Pengurangan Emisi Karbon