Eropa Lambat Pulih, Pertembuhan Ekonomi Ditarget Terendah
Minggu, 05 Agustus 2012 – 10:16 WIB
Defisit neraca perdagangan Juni telah menembus USD 1,32 miliar. Kinerja tersebut melanjutkan tren defisit neraca perdagangan yang terjadi dalam tiga bulan beruntun, yakni defisit USD 746 pada April dan tekor USD 485 juta pada Mei. Defisit beruntun ini membuat surplus perdagangan hingga semester satu tahun ini terus menipis hingga tinggal USD 476,2 juta.
Tekanan terhadap neraca perdagangan ini tidak semata dipandang sebagai hal negatif. Ekonom Senior Bank Pembangunan Asia (ADB) Edimon Ginting mengatakan tingginya impor terutama barang modal merupakan konsekuensi dari meningkatnya investasi. "Itu sebenarnya menggambarkan kekuatan investasi karena kebutuhan barang modal dan barang setengah jadi yang cukup kuat. Manufacturing kita masih tumbuh kuat, jadi masih tumbuh dengan baik. Saya masih agak confidence," kata Edimon.
Ia menambahkan, investasi bakal membangkitkan pembangunan infrastruktur. Investasi juga bakal membangkitkan produksi domestik sehingga bisa meningkatkan ekspor. Edimon mengatakan, perlambatan ekspor yang terjadi saat ini merupakan pola umum yang banyak terjadi di negara-negara emerging markets. Menurut Edimon, kondisi Indonesia bahkan lebih stabil dibandingkan emerging market lainnya seperti India. "Dibandingkan India penurunan ekspornya lebih banyak," ujarnya. (sof/nw)
JAKARTA - Pemerintah memprediksi upaya pemulihan krisis Eropa tidak akan tuntas hingga akhir tahun ini. Untuk itu, langkah antisipasi harus terus
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Bea Cukai Teluk Bayur Bantu UMKM Manfaatkan Peluang Ekspor Lewat Program Ini
- UMKM Stable Shoescare Perkuat Posisi di Industri Perawatan Fesyen Item
- Bank Indonesia & dibimbing.id Kolaborasi Melatih 300 Mahasiwa Mahir Digital Marketing
- Harga Emas Antam Hari Ini 26 November Merosot, Berikut Daftarnya
- Sempat Turun, Saham Telkom Diprediksi Memiliki Prospek Bagus
- Seusai Minyak Goreng, Harga Cabai Rawit hingga Bawang Merah Naik