Erry dan Todung Masuk Bursa Pansel KPK

Erry dan Todung Masuk Bursa Pansel KPK
Erry dan Todung Masuk Bursa Pansel KPK
Ditanya lebih lanjut, soal keputusan menerima tawaran tersebut, Erry mengungkapkan dirinya akan mempertimbangkan terlebih dahulu. "Saya harus pikirkan dulu, kalaupun saya memilih menerima tawaran tersebut, saya punya alasan,"ungkapnya.

Menurut sebuah sumber, yang namanya tak mau dikorankan, menyebutkan Erry akan menerima tawaran tersebut. Namun, tidak sekedar menerima, Erry memiliki misi. Sumber tersebut mengatakan, Erry yang sejak awal memang tidak menyetujui dibentuknya pansel KPK, sebelum masa jabatan empat pimpinan yang lama habis, akan menyuarakan penolakan tersebut dari dalam tubuh pansel KPK. "Istilahnya, kalau orang lain teriak di luar, Pak Erry pilih teriak di dalam saja, ?karena pemilihan pimpinan KPK saat ini dinilai mubazir. ?Mending tunda saja, hingga masa jabatan keempatnya habis,"ujar sumber tersebut.

Selain dua nama tersebut, Patrialis juga mengungkap satu nama, yakni mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafi"i Maarif. Seperti diketahui, pria yang akrab disapa Buya itu pernah terlibat dalam Pansel KPK periode 2007-2011.

Sementara itu, Indonesian Corruption Watch (ICW) tetap menyuarakan penolakan terhadap adanya pansel KPK. Peneliti hukum ICW, Febri Diansyah mengungkapkan, Pansel KPK berpotensi dijadikan kendaraan politik. "Karena lewat pansel KPK ini, sejumlah partai politik berkesempatan untuk memasukkan orang, demi mengamankan beberapa kasus," ujarnya kemarin.

JAKARTA - Jajaran anggota Panitia Seleksi (Pansel) Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum resmi terbentuk. Namun, beberapa nama calon

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News