Erupsi Berkurang, Lereng Merapi Berlubang

Warga Menduga Keluarkan Gas Berbahaya

Erupsi Berkurang, Lereng Merapi Berlubang
Erupsi Berkurang, Lereng Merapi Berlubang
Surono memaparkan, pengamatan dari pos pengamatan Merapi di Ketep, memang selalu terdengar suara gemuruh dengan intensitas lemah hingga kuat. Suara gemuruh cukup kuat terdengar pada pukul 02:08 yang disertai hembusan asap membumbung tinggi. Lantas pada pukul 08:03, juga terjadi semburan awan panas. "Di sela semburan awan panas itu juga teramati sinar api dan suara guguran lava," jelas Surono.

Pada pukul 05:00, juga teramati kolom asap setinggi 1.500 meter. Semburan awan panas itu terbawa arah angin dari timur ke barat. Sedangkan hujan abu vulkanik masih terjadi di wilayah Selo sebelah barat sejak pukul 09.00 hingga 10.30.

Selain pengamatan visual dan seismic, PV-MBG juga mengamati dari rekaman CCTV. Tampak pada rekaman itu guguran lava mengarah ke Kali Gendol terjadi sebanyak dua kali dengan jarak luncur maksimum 800 meter. Pukul 14.04 terasa gempa tektonik 5,6 SR dengan pusat gempa di 94 kilometer barat daya Jogjakarta.

Meski aktivitas Merapi menurun, namun status awas level 4 belum dicabut. Sebab, semakin bertambahnya material erupsi di  sepanjang alur sungai yang berhulu dari puncak Merapi bisa berpotensi menimbulkan banjir lahar di seluruh sungai tersebut. "Status masih tetap awas," tandas dia.

BOYOLALI - Erupsi yang disertai gempa dahsyat beberapa hari lalu berdampak pada kondisi lereng Gunung Merapi. Warga menemukan dua titik yang diduga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News