Erupsi Gunung Merapi, BPPTKG Umumkan Potensi Bahaya, Harap Waspada

Erupsi Gunung Merapi, BPPTKG Umumkan Potensi Bahaya, Harap Waspada
Luncuran awan panas Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (12/3/2023). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/rwa. (Antara Foto/Andreas Fitri Atmoko)

"Besarnya (deformasi) 15 meter ini yang menjadi perhatian kami. Kami khawatir bahwa tebing dari puncak sebelah barat laut ini menjadi tidak stabil dan longsor," tuturnya.

Oleh karena itu, BPPTKG terus memantau kondisi tebing beserta laju deformasi sisi barat laut gunung api itu secara intensif.

"Untuk saat ini masih stabil kondisinya dan kecepatan dari deformasi juga relatif rendah, namun ini perlu kami sampaikan agar masyarakat tetap bersiap siaga," kata Agus Budi.

Gunung Merapi erupsi dengan mengeluarkan rentetan awan panas guguran sejauh maksimal 4 km ke barat daya.

Awan panas guguran itu meluncur ke arah Kali Bebeng atau Kali Krasak mulai Sabtu (11/3) siang hingga petang dan masih berlanjut hingga Minggu (12/3).

Berdasarkan pantauan BPPTKG hingga Minggu pukul 15.30 WIB, tercatat total sebanyak 54 awan panas guguran telah keluar dari Gunung Merapi.

Rentetan awan panas guguran itu terjadi akibat longsoran kubah lava barat daya Gunung Merapi.

Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Level III atau Siaga.

BPPTKG umumkan potensi bahaya terkait erupsi Gunung Merapi yang terjadi beberapa hari terakhir. Begini penjelasannya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News