ESDM Beri Lima Rekomendasi
Perusahaan Tambang Ekspor Konsentrat

"Yang jelas maksimal ekspor itu produksi dikurangi yang diolah dalam negeri," jelasnya.
Pemerintah juga bakal terus mengawasi hilirisasi tersebut lewat SPE. Menurut dia, masa berlaku SPE selama enam bulan ini bakal menentukan insentif BK yang bakal diterima. Hal itu bakal dilihat dari kemajuan proyek smelter.
"Ya kami akan lihat. Setiap enam bulan akan kami evaluasi. Kalau tidak ada kemajuan pembangunannya bea keluarnya bisa naik," terangnya.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian M. S. Hidayat menyatakan, dari 55 perusahaan yang mengajukan izin pembangunan smelter, hanya lima yang merealisasikan. Lima smelter yang sudah masuk tahap realisasi dan siap realisasi tersebut terletak di sejumlah daerah.
Yakni Bintan (1), Sulawesi (2), Sumatera Utara (1), dan Kalimantan (1). Kapasitas pengolahan smelter yang dibangun itu masing-masing sekitar 300 ribu ton per tahun.
Pembangunan smelter itu membutuhkan modal besar, yakni sekitar USD 1 miliar hingga USD 1,5 miliar. Dengan begitu, total investasi lima smelter itu bisa mencapai USD 7 miliar.
"Pembangunannya butuh waktu tiga atau empat tahun. Jadi, paling cepat 2017 bisa beroperasi," ucapnya. (bil/oki)
JAKARTA - Perusahaan tambang yang mengajukan izin agar bisa mengekspor mineral mentah terus bertambah. Saat ini sudah ada lima perusahaan yang mendaftar
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Soal Keluhan AS Terhadap Barang Bajakan di Mangga Dua, Kemendag Bilang Begini
- Sinarmas Investama Ajak Generasi Muda Melek Investasi Digital
- Sejumlah Tokoh Ikut Tenangkan Nasabah Bank DKI dan Imbau Tidak Kosongkan Rekening
- SPBH Milik PLN IP Bakal Jadi Kunci Penting Mewujudkan Transportasi Berbasis Hidrogen
- Talenta Unggul Mampu Memperkuat Hilirisasi Pertambangan
- Harga Emas Melonjak, Didimax Buka Edukasi Trading Gratis