Etilen Glikol & DEG Ada di Kemasan Pangan, Kesehatan Anak-Anak Terancam
jpnn.com, JAKARTA - Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) meminta masyarakat agar lebih bijak memilih kemasan pangan yang aman.
Hal itu untuk menghindari bahaya kesehatan keracunan etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) yang telah menewaskan lebih dari ratusan anak di Indonesia.
Pengurus PDUI Dr. Catherine Tjahjadi mengatakan zat-zat kimia ini ternyata tidak hanya digunakan sebagai pelarut dalam sirop obat batuk saja, tetapi juga ada dalam kemasan pangan plastik sekali pakai. Contohnya, air minum dalam kemasan botol dan galon sekali pakai.
“EG dan DEG ini seharusnya bahan kimia yang ada di industri sebagai antibeku dan lain-lain, tetapi ternyata ada juga di kemasan segala macam. Yang jelas, zat-zat ini bisa membahayakan kesehatan anak-anak di Indonesia,” ujar Pengurus PDUI, Dr. Catherine Tjahjadi dalam keterangannya, Jumat (27/1).
Menurutnya EG dan DEG yang ada dalam kemasan pangan itu bisa saja terlepas ke dalam produknya. Banyak para pedagang yang menjual kemasan-kemasan ini dengan meletakkannya di panas matahari alias dijemur.
Bukan hanya itu, kemasan pangan sekali pakai yang mengandung EG dan DEG seperti botol-botol dan galon minum sekali pakai ini diisi ulang berkali-kali oleh sebagian masyarakat.
“Nah, perlakuan-perlakuan yang tidak benar seperti inilah yang bisa membuat EG dan DEG itu terlepas dari kemasannya ke produknya,” cetusnya.
iDa meminta masyarakat bijak memilih kemasan-kemasan pangan yang aman untuk kesehatan. Masyarakat harus jeli dan meningkatkan awareness atau kesadaran.
Etilen Glikol & DEG ternyata ada di kemasan pangan, kesehatan anak-anak terancam.
- Dunia Internasional Sudah Larang BPA, Pakar Polimer Ingatkan Risiko Kesehatan
- Unilever Tekan Pemakaian Plastik untuk Mendukung Keberlanjutan
- Akademisi Sebut Regulasi Bahaya Kemasan Makanan Harus Transparan & Tidak Diskriminatif
- BPOM Kembali Update Izin Edar Ratusan Obat Sirop
- BPOM Izinkan Sebagian Merek Obat Sirop Kembali Beredar
- 4 Rekomendasi KPAI terkait Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak